Mohon tunggu...
Lucia Eny
Lucia Eny Mohon Tunggu... -

Luciaeny, sekretaris salah satu koperasi di Makassar, Ide untuk menulis datang dari mengamati perilaku kreditur, dan berbagi cerita untuk memberi pencerahan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kasih …Inti Energi Dunia

13 Desember 2009   17:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:57 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Beberapa hari lalu saat lagi fitness sambil nonton TV saya menyaksikan pemandangan yang memilukan , tentang seorang anak yang berumur kurang lebih 4 bulan dilempar oleh Ayah kandungnya seperti melempar sampah, sehingga mengakibatkan anak tsb meninggal.

Dan lebih tragis lagi si Ibu mengalami gangguan kejiwaan karena memikirkan anak tsb.

Kemudian hari berikutnya sambil nunggu waktu mau ke kantor saya sempat saksikan sebuah tayangan sedih lainnya bagaimana seorang gadis remaja, yang berusaha bunuh diri dengan melompat dari jembatan penyeberangan, tapi hanya mengalami patah kaki karena sempat ditolong oleh pejalan kaki yang lewat.

Kenapa gadis ini melakukan tindakan nekat ini ???

Karena dia merasa frustrasi setelah diperkosa oleh beberapa orang lelaki iseng, ketika sedang berjalan menuju ke tempatnya bekerja.

Menurut data dari dinas sosial dan kantor polisi setempat, korban perkosaan dalam sebulan kurang lebih 15 orang, berarti setiap 2 hari ada satu korban yang mengalami luka batin, dan jasmaninya, sehingga mengalami trauma dan frustasi.

Kemudian saya bertanya-tanya,  apa ya yang salah dalam perilaku kehidupan, sehingga manusia sudah tidak menghargai kehidupan ini dengan saksama ??

Pada saat saya menulis artikel ini, anak saya yang laki sedang menerima telpon dan mengatakan kepada temannya, bahwa mama saya lagi menulis buku, tentang pengalaman mengasuh anak-anaknya yang bandel-bandel... saya jadi tertawa, karena dia mengatakan dengan spontan dan polos...

Kalau kita melihat pemandangan2 sedih diatas, maka hati siapa yang tidak ter-usik ??

Siapakah yang patut disalahkan??? Tuhan-kah???

Setiap kali saya menyaksikan tayangan2 yang berbau penganiayaan, pembunuhan, entah itu upaya atau sudah dilaksanakan seolah-olah timbul rasa takut yng amat sangat, sebagai orang tua yang memiliki remaja putri, ada rasa ketakutan itu.

Dalam perjalanan panjang hidup ini barangkali yang perlu kita renungkan adalah bahwa

"rasa takut hayalah sebuah ilusi "

Mark Twain pernah berujar, "saya adalah orang tua dan sudah menghadapi segudang masalah, tetapi sebagian tidak pernah terjadi"

Jadi janganlah memperhatikan rasa takut anda, begitu anda mengabaikannya maka ia akan menghilang dengan sendirinya dari pandangan anda, karena rasa takut hanyalah buah dari pemikiran kita semata.

Karena Tuhan berfirman " janganlah kamu takut, sesungguhnya kamulah yang paling unggul"

Juga ada firman yang berbunyi : Janganlah takut,berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan yang akan diberikan-Nya hari ini padamu!!

Mari kita tebarkan kasih yang tak terbatas, kepada ciptaan-Nya, karena kasih inilah yang merupakan " Inti Energi Dunia".

Note :  - Mark Twain adalah seorang penulis,jurnalis dan dosen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun