Execuse, atau mencari alasan, adalah perilaku di mana kita menciptakan berbagai dalih untuk tidak mengambil tindakan atau tanggung jawab atas kegagalan kita. Contoh umum dari execuse adalah, "Saya tidak punya cukup waktu," atau "Saya tidak punya keterampilan yang cukup."
Ketika kita terus-menerus mencari alasan, secara tidak sadar kita sedang memupuk mentalitas ketidakmampuan dan ketergantungan. Alasan-alasan tersebut mungkin terasa valid, tetapi sering kali hanya menjadi pembenaran untuk ketidakmauan atau ketakutan mengambil risiko.
Orang bijak dalam berbagai buku mengatakan bahwa tidak ada yang mencapai sesuatu yang berarti tanpa mengambil tindakan nyata. Keberhasilan bukanlah hasil dari mencari alasan, melainkan dari mengatasi hambatan dan tetap bergerak maju.
Justify: Membenarkan Keadaan yang Kurang Baik
Justify, atau membenarkan, adalah ketika kita mencoba memberikan penjelasan untuk keadaan kita saat ini dan merasa puas dengan situasi tersebut, meskipun sebenarnya kita tidak bahagia atau belum mencapai potensi maksimal.
Contohnya, "Saya nyaman dengan pekerjaan ini meskipun gaji saya kecil. Setidaknya saya tidak harus bekerja keras." Contoh lain misalnya, "Wajar saya tidak bisa menulis, kan saya bukan anak sastra."
Dengan membenarkan keadaan yang kurang ideal, kita menutup diri dari kemungkinan-kemungkinan baru yang lebih baik.Â
Membenarkan keadaan sering kali digunakan untuk menjaga zona nyaman, padahal keluar dari zona nyaman adalah langkah penting dalam mencapai perkembangan pribadi untuk meraih kesuksesan.
Justify adalah bentuk lain dari rasa takut menghadapi perubahan atau tantangan yang lebih besar. Padahal kita pasti tahu kalau kita harus berusaha melampaui batasan yang kita ciptakan sendiri dan berani bermimpi lebih besar.
Overthinking: Terlalu Banyak Memikirkan Hal yang Belum Terjadi
Overthinking, atau berpikir berlebihan, adalah kondisi di mana kita terlalu banyak merenungkan segala kemungkinan yang bisa terjadi, bahkan sebelum kita mengambil langkah pertama. Misalnya, seseorang yang ingin memulai bisnis mungkin berpikir, "Bagaimana jika nanti gagal? Bagaimana jika modalnya tidak cukup?"Â