Mohon tunggu...
Lestyo Haryanto
Lestyo Haryanto Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pembelajar seumur hidup yang mencoba menulis tentang kehidupan

Seorang karyawan yang suka menulis. Buku solo terakhirnya berjudul Values, dengan membacanya Anda akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus. Apa itu? Yuk miliki dan baca sendiri bukunya....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kekurangan Anda Lebih Besar dari Kelebihan Anda? So What?

24 Agustus 2021   11:35 Diperbarui: 24 Agustus 2021   11:53 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kita mungkin pernah merasa kurang percaya diri dan minder apabila di suatu kesempatan kita sedang berkumpul bersama dengan teman-teman kita.  

Mungkin pada saat itu, kita merasa menjadi orang yang hanya punya kekurangan ketika teman-teman sedang mebicarakan sesuatu.  Hal itu menurutku wajar-wajar saja, tetapi menjadi tidak wajar ketika kita kemudian menjadi depresi, mengutuki diri sendiri bahkan kemudian menyalahkan Tuhan akan kondisi yang kita alami.

 

Sebuah buku kebijaksanaan pernah menulis,"Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."  Sebuah kalimat sederhana yang menurutku mempunyai makna yang begitu dalam.  Sebuah kalimat yang menuntut kita agar kita mengasihi diri sendiri, kemudian mengasihi orang lain karena Tuhan sendiri sudah mengasihi kita.  

Kita boleh-boleh saja merasa kurang percaya diri karena kita tidak mempunyai suatu kelebihan di suatu hal, tetapi itu tidak boleh membuat kita depresi karena kita tahu bahwa kita mempunyai kelebihan di bidang lain yang bisa membuat kita menjadi percaya diri lagi.  

Kita harus percaya bahwa Tuhan menciptakan manusia itu unik adanya. Tuhan menciptakan kita dengan kelebihan dan kekurangan.  Apabila diantara kita ada yang merasa tidak mempunyai kelebihan apapun, mungkin ada satu pertanyaan yang bisa kita sampaikan kepadanya:  "Apakah kamu sudah menggali ke dalam dirimu untuk mencarinya?"

 

Seharusnya kita tidak boleh berfokus pada kekurangan tetapi harus berfokus pada kelebihan kita.  Fokus pada kelebihan yang kita punyai akan membuat kita berupaya untuk meningkatkan kelebihan kita.  Orang hebat tidak akan fokus terhadap kelemahan mereka, mereka akan terus mengeksplor kelebihan mereka.  

Mereka akan melakukan apapun untuk meningkatkan sesuatu yang merupakan kelebihan mereka dan menutup kekurangan mereka. Bayangkan kalau seorang atlet paralimpiade cuma fokus pada kekurangan mereka, mereka tidak akan bisa menjadi seperti sekarang yaitu mempunyai prestasi, dikenal dan bisa menginspirasi orang lain bahkan untuk kita yang diberi fisik yang lengkap. Bagi mereka kelemahan bukan menjadikan mereka lemah, tetapi menjadikan mereka kuat.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun