Mohon tunggu...
Lestiara Romadinah
Lestiara Romadinah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Jayabaya Sedang belajar Ilmu Pernyataan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Metakognisi yang Kita Alami Dalam Kehidupan Sehari – hari

11 Juni 2014   05:10 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:18 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang membaca apa yang ditulis, melihat apa yang dilihat dan berpikir tentang apa yang nampak belum bisa menjamin hal yang ditulis, yang dilihat dan yang dibaca benar – benar menjadi sesuatu yang ingin disampaikan, maka dari itu pernahkah kita membaca apa yang tidak ditulis, melihat apa yang tidak dilihat dan berpikir tentang apa yang tersembunyi dibalik yang nampak. Apabila kita pernah melakukan hal tersebut, maka kita sudah melakukan metakognisi. Metakognisi pada dasarnya adalah menyadari bahwa kita berpikir tentang sesuatu, menyadari hal yang tidak disadari, dan menyadari fakta sebagai fakta. Cara kita untuk mengetahui metakognisi kita benar atau salah adalah dengan bertanya. Bertanya dapat kita lakukan pada orang yang sedang kita amati.

Dalam kehidupan sehari – hari, metakognisi dapat kita temukan melalui gesture tubuh dan perkataan seseorang. Melalui gesture tubuh dan perkataan seseorang kita akan mengetahui kesan yaitu sesuatu yang kita terima dari gesture yang kita lihat. Kesan yang kita dapatkan akan membuat kita berpikir apakah pesan (sesuatu yang ingin disampaikan melalui gesture tubuh) sesuai dengan kesan yang kita terima. Cara yang kita lakukan adalah dengan bertanya. Kita bertanya tentang kesan yang kita terima dari orang tersebut, apakah kesan yang kita terima itu benar atau tidak, apakah kesan kita yang kita terima sesuai dengan pesan yang ingin ia sampaikan.

Contoh metakognisi didalam kehidupan sehari – hari adalah ketika saya sedang bermain dengan adik laki – laki saya, lalu dia berkata “Kenapa mainan mobil - mobilan aku bisa rusak”, lalu saya berpikir kenapa dia berbicara seperti itu. dia berbicara seperti itu karena mainannya tidak bisa jalan dan tidak bisa menyala lagi. Mungkin mainannya rusak karena baterainya habis atau karena mesinnya rusak. Ketika dia mengetahui mainannya rusak maka dia mengotak – atik mainannya itu agar bisa menyala lagi, dia terlihat mencoba untuk memperbaiki mainannya.

Contoh yang kedua adalah ketika adik perempuan saya belajar matematika, pada saat dia mengerjakan soal matematika tiba – tiba dia bertanya pada saya “aku enggak ngerti bagaimana cara mengerjakan soal matematika ini”, lalu saya berpikir kenapa dia tidak bisa mengerjakan soal matematika itu. Mungkin dia tidak bisa mengerjakan soal tersebut karena tidak paham pada saat gurunya menjelaskan,contoh yang terlalu sedikit. Setelah itusaya mencoba untuk membantu dia, kita saya menjelaskan terlihat dari bahasa tubuh dia yang menggaruk – garuk kepala dengan ekspresi muka yang bingung.

Didalam kehidupan sehari – hari masih banyak lagi contoh metakognisi yang kita temui. Cukup sekian tulisan saya tentang Metakognisi.

Semoga Bermanfaat

Mohon maaf apabila tulisan saya masih banyak kekurangan dan di dalam penulisan ada kata – kata yang salah.

Terima Kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun