Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Gempa dan Beberapa Kisah

17 Januari 2022   12:08 Diperbarui: 17 Januari 2022   12:18 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar https://news.detik.com

Gempa Terjadi lagi

Sumber tulisan  

Tepatnya Jumat, 14 Januari 2022 lalu sekitar sore hari terjadi gempa. Gempa itu terjadi di Banten Tangerang. Pada saat terjadi gempa lagi bercanda dengan teman sehingga tidak berasa ada goyangan walupun sekian detik. Pagi ini sekitar jam setengah delapan terasa ada lagi gempa. Perasaan saya sampai sekarang masih terasa gempanya.

Gempa terjadi lagi hari ini Senin, 17 Januari 2022 sekitar jam 07.30 WIB . Sekolah kami terletak di daerah Kranggan Bekasi.  Gempa tidak berapa lama sehingga banyak yang tidak merasakannya. Kebetulan saya lagi duduk sambil mengoreksi tugas anak-anak sehingga terasa. Anak-anak juga lagi hening dan gempa yang hanya sebentar sebagian merasakannya. "Jangan panik anak-anak diharapkan tenang dulu ya," ujar saya sambil menenangkan mereka. Padahal saya juga mulai tidak tenang, perasaan hingga siang masih terasa bergoyang.

Jadi ingat masa kecil ketika SD mengalami goyangan gempa. Pada saat itu sedang belajar. Untung saja Gedung sekolah tidak bertingkat sehingga mudah keluar kelas dan berkumpul di lapangan.

Gempa yang juga menghebohkan pada saat itu masih gadis belia tinggal di rumah susun Cengkareng Barat, lupa tahun berapa. Itu sempat heboh penghuni yang tinggal di dalamnya. Termasuk saya yang baru pulang kerja langsung mandi. Ketika mandi sudah siap mengguyur air tiba-tiba ada gempa. Dan itu sanagt terasa  karena di lantai terakhir yaitu di lantai 5. Kebetulan saya sendiri di rumah, teman serumah lagi keluar. Dalam keadaan panik untung saja masih ingat pakai baju tetapi dalaman lupa dan baju dalam keadaan terbalik. Buru-buru keluar rumah dan di luar sudah heboh.

Warga sudah pada turun dan berteriak. Gempa ... gempa ... gempa ... ada yang berteriak jangan panik. Dan ada juga jangan turun nanti takut gedung runtuh dan terjebak. Tetapi dalam keadaan panik banyak orang tidak menghiraukan termasuk saya sambil memakai handuk berlari ke bawah. Di bawah sudah ramai orang. Berbagai keadaan melanda. Ada yang masih pakai handuk penuh sabun. Kemudian ada juga ibu hamil enam bulan lari kencang sehingga setelah gempa reda baru terasa perutnya sakit. Ada juga yang serupa dengan apa yang saya alami baju terbalik. Masih beruntung tidak ada korban jiwa saat itu walaupun jembatan lantai tiga dan lantai lima sudah bunyi retak. Untung saja pondasi bangunan kokoh. Sehingga Gedung rumah susun tidak hancur.

Kemudian gempa terakhir ketika masih gadis tinggal di rumah susun yaitu gempa tsunami Aceh bertepatan hari natal kalau tidak salah 26 Desember. Tidak terlalu heboh lagi tetapi tetap saja pucat pasi dan merasa badan tetap bergoyang. Terakhir merasakan gempa pada saat sidang sekitar tahun 2009 lalu. Acara dilakukan di lantai 2. Pada saat itu saya menunggu giliran Bersama teman-teman yang lain. Dosen dan teman yang lagi sidang masih di dalam. Pada saat gempa terjadi kami dilarang untuk turun tangga. Dosen memberikan arahan agar merapat ke tembok. Dan dosen yang sedang menguji mahasiswa segera merunduk di kolong meja.

Itulah kisah gempa di hidup saya yang selalu bisa membuat saya pucat dan lemas. Apalagi mereka yang dekat dengan bencana. Semoga mereka baik-baik saja dan segera mendapatkan bantuan. Badai ini segera berlalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun