Sumber gambar dokpri
Dear Diary
Tepat di tanggal 6 Desember 2018 bergabung dengan Kompasiana. Dengan judul puisi "Puing-puing Semangat"
Kala itu banyak pekerjaan kurikulum baru 2013 revisi. Dan sangat lelah, di saat lelah tercipta puisi itu. Ternyata biru. Awal mengenal si biru, dan teman-teman banyak menulis lagi bergantian dapat pengalaman baru. Masih awam di Kompasiana. Sehingga Mbak Anis banyak merekrut teman-teman masuk grup WhatsApp. Sering bertukar pikiran dan berbagi tulisan akhirnya menjadi tahu seluk beluk di Kompasiana.
Banyak teman-teman lama yang berpindah haluan. Senang kala itu, rajin kunjung mengunjungi tulisan masing-masing. Sekarang juga masih. Bahkan setiap hari ada saja tulisannya yang Headline atau artikel utama. Entah sampai kapan bisa tulisan headline. Berharap juga, tetapi bila tidak memungkinkan tidak apa-apa. Toh tulisan sudah banyak yang baca. Itu saja sudah merupakan headline.Â
Memiliki buku antologi semenjak menulis di Kompasiana. Sungguh sangat senang dan bahagia. Banyak ilmu didapat dari membaca tulisan di Kompasiana. Terkadang tulisan itu bisa menjadi bahan tulisan kita juga.Â
Sempat juga mengalami malas untuk menulis. Tetapi kadang muncul juga agar tidak hilang dari peredaran. Selama menulis di Kompasiana masih satu kali mendapatkan Kreward. Walaupun sedikit sudah membuat saya senang. Sebenarnya ada tahun sebelumnya saya rajin menulis. Tetapi karena tidak tahu peraturan di Kompasiana akhirnya tulisan yang banyak itu tidak mendapatkan Kreward.Â
Namanya juga pengalaman, yah biasanya ada yang pahit dan manis. Cuma yang manis ketika mengikuti event bersama Eyang Mba Lilik, kemudian Mba Widz. Biasa dapat pulsa dari Mba Widz dan dapat buku gratis dari Eyang Mba Lilik. Kemudian pada ulang tahun pernikahan Opa Tjipta Efendi dan  Oma Rosaline. Mereka membuat buku 150 kompasianer. Dengan senang hati ikut terlibat di dalamnya. Sepertinya koleksi buku antologi semakin banyak di rumah.
Sudah dibaca berulang-ulang. Jika rindu pada pujangga yang sudah lama tidak menulis di Kompasiana. Saya tinggal ambil buku antologi. Saya kembali mengenang masa-masa produktif mereka. Saya merasa kehilangan atas mereka. Seperti, Pakde Ropingi, Pak de Iwan Setiawan, Bunda Karla, Mas Elang, Â Mba Ecy, Mas Ikhlas, Mas Nawir dan masih banyak lagi. Tulisan mereka bagus-bagus. Senang berselancar di Kompasiana saat itu. Walaupun tersendat dengan sinyal dan kuota.
Setelah timbul tenggelam berapa lama tahun ini berusaha menulis setiap hari di Kompasiana. Hari ini pencapaian tulisan yang ke-600. Tidak ada yang patut dibanggakan. Wong tidak pernah headline. Cuma senang saja berbagi kebahagiaan. Bisa mencapai tulisan 600. Bingung apa saja yang aku tulis. Ternyata bila dibukukan semuanya bisa dua buku. Jika satu buku ketebalan.