Jejak-jejak Sepatu
Hidup timpang seperti kaki tanpa sepatu sebelah
Jalan tertatih-tatih
Terseok-seok bahkan terkadang terpijak duri dan kaca
Terasa perih menyayat tulang belulang
Terbeset seperti kena pecut melukai punggung
Ruang tersekat dan dingin
Ngilu sampai ke sumsum
Riuh rendah kidung hati
Bersahut-sahutan silih berganti
Seperti paduan melodi
Yang berkumandang di sebuah gedung
Hari demi hari terlewati menambah garis tengah di jidat
Menandakan hidup timpang
Inginku berteriak meminta agar segera berkesudahan
Tetapi hanya tercekat di tenggorokan dan tertelan rasanya sangat pahit
Jejak-jejak sepatu terlukis jelas
Tanpa pasangan
Tetap berusaha tegar
Berharap hidup di tahun berikutnya menemukan kembali pasangan sepatuÂ
Sepasang sepatu yang baru
Menghilangkan duka
Membiuskan kenangan yang pekat
Menguburkan cerita lama
Bangkit dari keterpurukan
Bekasi, 21 September 2021,
Sudah ditulis di YPTD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H