Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Orang Tua Tunggal Bukanlah Pilihan

30 Juni 2021   03:14 Diperbarui: 30 Juni 2021   03:18 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernikahan abadi adalah dambaan setiap orang. Tiada yang mau berpisah walaupun sekejap tetapi takdir berkata lain. Bila tiba waktunya kita ditinggalkan pasangan mau tidak mau kita menjadi orang tua tunggal. Siap menjadi bapak dan ibu sekaligus. Berperan ganda sungguh hal yang sangat luar biasa. Terpaksa menjadi orang tua tunggal dikarenakan ditinggal mati suami dan istri. Ditinggal cerai suami atau istri.

Seminggu yang lalu, teman kerja berduka atas meninggalnya sang suami. Anak semata wayang masih berumur 3 tahun usia masih 30-an. Tiada kata yang bisa menghibur. 

Bila saya dipihaknya, pasti berkata tidak sanggup, ingin juga mati bersama. Semua orang menguatkan dia, tetaplah kuat dan sabar, anakmu masih kecil masih butuh kasih sayang. Tak terbayang betapa pilu hati ditinggal pergi sang kekasih, pergi untuk selamanya.

Setelah 4 hari berlalu berita dukacita datang juga dari anak didik. Sungguh hati terasa teriris sembilu melihat mereka menangis pilu, ditinggal ibunda tercinta. 

Sejak kecil mereka sudah ditinggal ayah, pergi dan tak pulang, entah kenapa tidak tahu alasan yang pasti. Ibunya menjadi single parent semenjak mereka kecil masih SD. Mereka 3 bersaudara. 

Menjadi single parent bukan pilihan tetapi harus dilalui. Tetapi ibunda tercinta sungguh perkasa walaupun ditinggal suami, dia tetap berusaha menyekolahkan anak-anaknya walaupun pembayaran uang sekolah terkadang tersendat-sendat. Ibunda tercinta tetap semangat dia adalah ThePowerofSingleParent.

Memberikan pendidikan yang terbaik buat anak-anaknya. Pelajaran yang berharga dari ibunda tercinta :
1.  Tetap tegar

Berusaha tetap tegar walaupun badai topan melanda kehidupannya. Tetap ceria tersenyum walaupun dihatinya berjuta kepedihan sungguh menyayat hati.

Melupakan semua kepahitan masa lalu dan tetap tegar dan perkasa demi si buah hati yang sangat membutuhkan kasih sayangnya

2.  Semangat dan perkasa
Melupakan semua kepahitan masa lalu dan tetap tegar dan perkasa demi si buah hati yang sangat membutuhkan kasih sayangnya
3.  Mendidik buah hati berhati mulia
Mendidik anak dan membimbingnya ke jalan yang lurus suatu yang patut diacungkan jempol dari ibunda. Ketiga anaknya yang disekolahkan di tempat kami. Pintar dan sopan. Selalu mengerjakan pekerjaan rumah tepat waktu.

Kini mereka tidak punya ibunda tercinta, yang selama ini selalu setia menemani mereka menempuh badai hidup. Kakak sulungnya masih kuliah sekitar setahun lagi lulus, yang kedua mau tingkat dua, sedangkan si bungsu mau kelas XI tahun ini.

Hanya kekuatan doa yang dapat kami panjatkan kelak mereka tetap bisa melanjutkan impian sang ibu tercinta menjadi orang yang sukses. Membanggakan orang tua, keluarga dan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun