Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Kita Tertawa Sejenak Melepas Penat dan Lelah

26 Desember 2020   12:41 Diperbarui: 26 Desember 2020   13:02 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hati yang gembira adalah obat. Beberapa kali muncul di benak. Tapi namanya manusia kekhawatiran itu lebih dominan. Apalagi melihat di sekeliling kita banyak korban berjatuhan menambah kekhawatiran atau biasa disebut parno.

Awal-awal virus Corona mewabah. Masker, handsanitazer, sabun mandi langka bahkan sembako juga diborong bagi yang punya uang. Apa yang kita pikirkan?
Kekhawatiran yang berlebihan kadang bisa menjadi bumerang.

Banyak kisah di antara teman-teman. Di rumah sedia handsanitazer bahkan setiap pegang handphone, remot pasti tidak lupa memakai handsanitazer. Yang ada tangan menjadi kering. Remot TV juga rusak karena kena air handsanitazer begitu juga handphone. Bila dipikirkan dengan logika. Remot kan tidak kemana-mana hanya orang rumah yang pakai. Kemudian begitu juga handphone yang pakai kita sendiri kenapa harus khawatir. Khawatir boleh-boleh saja tapi jangan sampai berlebihan.

Tidak hanya itu masih kisah tetangga saya. Pulang kerja suaminya tidak boleh ke rumah dulu, diam di tempat kemudian sang bini langsung menyediakan mandi air hangat. Baju yang dipakai langsung ke tempat cucian di rendam langsung kemudian dicuci.

Memang hebat nih Corona membuat kita menjaga kebersihan. Bila kita ingat- ingat lagi bisa jadi lucu. Sehingga tertawa bersama lupa sejenak segala kekhawatiran. Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang.

Sehingga sekarang bila anak-anak pergi bermain ke luar kebiasaan cuci tangan sebelum masuk ke rumah sudah menjadi budaya. Bahkan ganti baju dan jangan keluar lagi. Besok pagi baru boleh.

Terutama kaum emak-emak seperti saya kekhawatiran selalu bergelayut. Apalagi anak-anak pergi bermain sebentar rasanya lama saja. Bila boleh anak itu di samping emak saja seharian. Apalagi ada wacana bulan Januari tatap muka. Semakin khawatir saja hati emak. Banyak praduga di kepala. Tapi mereka juga butuh ruang gerak. Sekarang kita lepaskan saja kekhawatiran itu mari tertawa sejenak. Kekonyolan yang sering kita lakukan bisa membuat tertawa.

Semoga pandemi ini segera berlalu. Ruang gerak tidak terbatas lagi.

Indonesia butuh ketawa setidaknya satu kali. Biar hidup ini bisa lebih baik lagi. Rehat sejenak.

Sekian dulu sobat kompasianer sampai jumpa lagi di tulisan selanjutnya

Jangan lupa bahagia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun