Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Drama Natal Kelahiran Yesus

25 Desember 2020   20:45 Diperbarui: 25 Desember 2020   20:53 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Imanuel : Allah beserta kita

Tema natal di tahun 2020. Tuhan menyertai kita sepanjang masa. Di tahun 2020 masa-masa sulit. Tapi bila kita percaya kepada-Nya muzijat pasti terjadi. Berbagai musibah kita lewati di tahun 2020 ini yang lebih parah adalah virus Corona.

Virus Corona sampai sekarang masih betah tinggal di muka bumi. Apakah kita masih beralasan. Justru itu kita harus bangkit. Semangat yang tidak padam bisa mengatasi berbagai masalah.

Perayaan Natal identik dengan sukacita karena menyambut kelahiran sang raja damai yaitu Yesus Kristus. Menjelang natal kampung kami yang mayoritas agama Kristen. Kampung kami berada di daerah Raya Kabupaten Simalungun. Nama desa kami adalah Merek Raya. Tradisi turun-temurun adalah persiapan latihan natal dari bulan sepuluh. Baik itu latihan liturgi, puisi, paduan suara dan drama natal.

fb-img-1608884044493-5fe5ec988ede4862da38a266.jpg
fb-img-1608884044493-5fe5ec988ede4862da38a266.jpg

 Tradisi ini turun-temurun. Yang paling seru itu pada natal pemuda. Natal pemuda penuh dengan sukacita. Mereka pasti mengadakan pentas natal. Drama natal yang dapat memukau jemaat. Bahkan perayaan ini dimulai dari j delapan  malam selesainya jam duabelas malam. Seperti biasa hidangan natal lappet dan teh manis. Itu saja membuat jemaat bersukacita karena penampilan mereka memang luar biasa.

Perayaan natal penuh hikmah apalagi saat pementasan drama. Tak jarang para orang tua terharu. Mereka memainkan dramanya benar-benar maksimal.
Itu kenangan saya selama di kampung halaman.

Nah sesudah perantauan beberapa tahun lalu sudah sembilan belas tahun. Perayaan natal yang mementaskan drama kelahiran Yesus menggunakan layar gorden terulang kembali. Seperti kladieskop rasanya.

Kenangan itu tidak terlupakan perayaan natal dua tahun lalu kami mementaskan drama kelahiran Yesus Kristus. Tutup buka layar. Layarnya terbuat dari gorden, anak-anak balita antusias. Mereka menonton drama bahkan duduk di depan layar. Sebentar-sebentar mereka intip bila layar tertutup. Penasaran kenapa mesti tutup dan buka layar. Tetapi karena para pemain betul-betul memerankannya dengan baik. Anak-anak itu duduk tenteram tidak lalu lalang.

 Mereka memerankan perannya sungguh luar biasa. Raja Herodes, Yusuf dan Maria, orang Majus, malaikat, dan gembala dan bayi Yesus.
Suasana menjadi hening dan nyaman. Menanti kelahiran Yesus di kandang domba. Yusuf dan Maria tidak mendapatkan penginapan sehingga hanya ada kandang domba. Yesus lahir di tempat yang sederhana dibungkus dengan kain lampin di atas palungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun