Saya mengangkat tema tentang kepahitan di dalam sebuah keluarga.
Beberapa pengalaman saya di sekitar keluarga, sahabat dan tetangga dulu semasa gadis.
Menikah bukan berarti menyelesaikan satu masalah. Masalah jomlo. Menikah kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai masalah.
Pernikahan ikatan janji suci di depan pendeta atau penghulu. Janji itu tertulis hidup semati dalam suka dan duka. Janji itu wajib kita pegang teguh sebagai dasar yang kokoh membina keluarga yang harmonis.
Dua menjadi satu. Memang tidak mudah. Berbeda karakter, hobi, sikap bisa menjadi kesatuan yang utuh. Hal yang harus kita sadari pasangan kita adalah diri kita sendiri.Â
Jadi berhentilah menyakiti diri sendiri. Pupuklah selalu cinta dan kasih agar keutuhan rumah tangga tetap langgeng dan harmonis.
Beberapa kepahitan keluarga yang selalu melanda dunia pernikahan antara lain :
 1.  Keegoisan
Tidak mau mengalah dan merasa benar. Merasa sebagai kepala keluarga wajib dihormati dan dijunjung.Â
Menurut saya pemikiran seperti ini bisa juga tapi kita juga harus menghormati dan menghargai pasangan kita dulu baru timbullah rasa timbal balik. Ada rasa segan. Kerapkali saya jumpai kepala rumah tangga merasa dia adalah raja, sehingga pasangannya diberlakukan sewenang-wenang.
 2.  Kurang menghargai pasangan
Sewaktu menikah kita diberkati dengan posisi yang sama rata, tidak satu berdiri satu lagi duduk. Yang artinya posisi kita di dalam keluarga sama jenjangnya.Â