Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepenggal Kisah Wanita Aroma Kopi

19 September 2020   06:09 Diperbarui: 19 September 2020   06:43 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tangan-tangan keriput masih memiliki tenaga. Tiada hentinya memuja kopi. Wanita sepanjang hidupnya tercurah kepada aroma kopi yang selalu menguar semerbak pagi dan sore hari.

Bila senja samar-samar aroma kopi mulai menyebar menusuk hidung hingga aku ingin menikmatinya.
Wanita itu telah candu dengan kopi tak bisa berpaling. Bahkan biji kopi telah menjadi emas dan berlian dan mampu melepaskan si jantung hati menjadi orang yang terpandang dan berkedudukan.

Engkau tahu wanita itu sangat gigih sepanjang hidupnya bahkan setiap inci tulang-tulang di tubuhnya begitu mendamba kopi. Sehingga dia mendapatkan mahkota itu. Si pecinta kopi yang tak pernah lepas dari tubuhnya aroma yang memabukkan dan menyegarkan.

Wanita beraroma kopi hidup hampir seratus tahun, dan kau tahu di penghujung hidupnya aroma kopi setia mengelilinginya. Wanita yang cantik dan perkasa. Wanita itu telah lama tiada kini aroma kopi merana.

Akankah ada yang setia seperti wanita beraroma kopi itu? Hingga kini masih berwujud pertanyaan. Ingin kukembali nanti aroma kopi yang sama masih setia menugguku.

Kerapkali mereka memanggilku
Aku hanya bisa melambaikan tangan
Aku hanya bisa menyapanya lewat dupa- dupa di setiap waktu.

Kenangan bersama dengan wanita beraroma kopi selalu bergelayut bersama dengan jalan hidupku. Sungguh kenangan terindah di sepanjang hidupku. Aroma kopi yang telah memanusiakan manusia. Setia menemani hidupku.

Bekasi, 19 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun