Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rinai Kepedihan

7 September 2020   20:56 Diperbarui: 7 September 2020   20:51 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: zedge.net

Tak ada yang berharap cermin itu retak
Tak ada yang mau tali itu putus
Tak ada yang mau bila sudah bersatu berpisah lagi

Tidak ada yang mau gelar janda ada di depan nama

Tapi jika itu adalah hal yang terbaik
Kenapa mesti dipertahankan
Jika setiap hari rumah bagaikan neraka
Bila setiap hari beradu mulut
Bila setiap hari tubuh ini jadi bantalan atau bulan-bulanan tangan kasarnya

Lebih baik dapat gelar di depan nama
Daripada menahan sakit di sekujur tubuh dan di dalam hati

Tidak ada yang lebih baik memang
Tapi keputusan ini jalan yang terbaik
Cukup sampai di sinilah kebersamaan kita
Cukup kedua kalinya aku disakiti. Mulut hanya berucap janji. Mudah memang mengucapkannya tapi menepatinya sulit

Biarlah mentari kunikmati sendiri bersama si buah hati
Biarlah rembulan bersinar hanya untukku
Biarlah hujan turun perlahan-lahan seperti hujan air mata di pipi. Kini rinai  tinggallah kepedihan. Perpisahan ini lebih baik, gerimis mengundang ikut mengiringi derasnya air mata yang mengalir di pipi.

Hujan adalah saksi bisu untuk perpisahan kita.

Bekasi, 07092020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun