Senja itu Sang Surya memancarkan sinar keemasan. Anak- anak seperti biasa naik sepeda keliling kompleks. Ada yang berbeda dua hari sebelum  Hari Idul Adha.
"Mak, dekat mesjid sudah banyak lho kambing-kambing. Katanya mau dipotong," wajah Kakak antusias menceritakan perihal kambing kurban.
"Oh ya, berapa ekor memang?" Emak menanggapinya sambil memasak.
"Kakak tidak hitung, tapi tadi lewat di seberang mesjid ada beberapa ekor. Besar-besar lho Ma,"
"Nanti kalau pemotongan kurban Kakak mau lihat ya Ma," Kakak masih penasaran bagaimana caranya proses pemotongan kurban.
Dua hari kemudian hari H Â sesudah lebaran Idul Adha, komplek kami melakukan pemotongan hewan kurban.
"Ade cepat ya, biar nanti kita melihat pemotongan dulu baru ke sekolah." Emak mengingatkan Ade agar buru-buru mandi, semenjak PJJ setiap Sabtu wajib lapor ke sekolah mengantarkan tugas PJJ. Maklumlah Ade masih kelas satu SD, jadi emak yang mengantarkan tugas ke sekolah.
Selesai mandi dan sarapan Emak, Kakak dan Ade bersepeda menuju ke pemotongan kurban.
"Ma, kenapa sih kambingnya dibunuh?" Ade nyeletuk penasaran kenapa kambingnya dipotong.
"Ade bukan dibunuh tapi dipotong." Emak mengingatkan.
"Itu kan dibunuh Ma, ditusuk pakai pisau," seperti Si Panda dulu, mati berdarah-darah." Ade ingat binatang peliharaannya.
"Ini beda De, ini pemotongan kurban. Â Persembahan kepada Allah sebagai wujud ketaatan kepada Tuhan." Ujar Emak lagi."
"Kan sama saja Ma, dipotong dan dibunuh." Ade masih bingung kenapa kata-katanya dirubah padahal sama-sama mati.
"Beda De, kalau dipotong kata lebih halus, tujuannya baik. Demi kepentingan banyak orang. Nah kalau dibunuh itu sengaja dan tidak buat orang lain. Galak deh pokoknya." Emak menjelaskan kepada Ade, dia masih ingat dulu Si Panda.
"Ok deh Ma, jadi pemotongan kambing  bukan pembunuhan kambing."
"Iya Ade, lebih tepatnya pemotongan hewan kurban pada saat lebaran Idul Adha ya."
Mereka akhirnya pergi ke sekolah menyerahkan buku PJJnya. Sepulang dari sana Kakak, Ade dan temannya minta izin ke tempat pemotongan.
"Ma, tadi seram banget tinggal kepala gede lho seperti sapi," ujar Ade. Tanduknya panjang.
"Kalau sapi tidak punya tanduk De, sapi kan badannya besar terus susunya diperas pikiran kakak hanya sapi betina karena itu yang sering dilihat.
"Tapi Mama dengar kemarin hanya kambing, ujar Emak lagi.
"Tidak Ma, tadi kepala sapinya besar ada tanduknya."
"Oh ya, sekarang selesaikan makannya ya biar belajar lagi."
Tak berapa lama ada yang memanggil dari luar.
"Assalamualaikum Mama Claudia ini ada pembagian daging kurban," ujar Pak Adi tetangga kami.
"Daging apa Pak!"
"Daging sapi,"
"Oh terima kasih ya Pak, semoga tambah selalu rezekinya yang memberikan kurban, Amin