Kepergian Sang Kekasih
Langit terbungkus awan hitam
Seperti hati ini terbungkus pekatnya duka
Kepergiannya selalu membayang di hati
Sepertinya kenangan ini susah di tepis
Kekasih jiwa telah pergi
Membawa sekeping hatiku
Akh aku ingin sekali pergi bersamanya
Sayang cahaya hati kami
Mengikat raga dan hati ini
Agar selalu bersama mereka
Mereka tidak tahu apa-apa
Pikiran mereka sang Ayah hanya pergi
Sebentar
Tapi .... senja berulangkali berganti
Hanya bayangan sang Ayah yang kembali
Aisyah bermimpi sang ayah pulang membawa hadiah yang diinginkannya. Boneka Teddy bear warna coklat kesukaannya.
"Ayah, kapan pulang, kenapa lama baru pulang, kan Aisyah kangen. Aisyah berjingkrak dalam mimpi tanpa sadar akhirnya bruggg, debum.
"Aisyah, kamu kenapa Nak?" Bunda Rani kaget mendengar suara terjatuh sambil menyusui Rifqy masih berumur delapan bulan.
"Bunda, sakit," Aisyah meringis menahan rasa sakit.
"Tunggu, bunda masih menyusui Ade ya. Coba bangun dulu , kakak kan anak pintar. Cup ...cup ... Ayo jangan nangis, Aisyah putri Bunda yang kuat seperti peri Gigi tuh.
"Iya Bunda, kakak tidak apa-apa kok. Bunda tadi Ayah pulang. Membawa hadiah boneka Teddy bear warna coklat kesukaanku. Sekarang Ayah dan bonekaku mana Bunda?" Aisyah menanyakan perihal mimpinya pikiran kecilnya itu sangat nyata.
 Aisyah belum bisa lupa pada ayahnya beberapa bulan lalu, pergi ke surga karena kecelakaan di bus. Aisyah berumur delapan tahun saat ini.
Bus ayah Aisyah tabrakan beruntun ketika itu sang ayah pulang kerja. Firman Hutama nama ayah Aisyah masih muda umur baru 38 tahun.
"Putriku yang cantik, tadi kamu hanya mimpi sayang," Bunda Rani tak kuasa menahan air mata.
"Nanti ya sayang, kalau Bunda ada rezeki banyak, pasti bonekanya Bunda belikan."Bunda Rani berusaha menenangkan putrinya.