Mohon tunggu...
Tutut Lestari
Tutut Lestari Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswi jurusan jurnalistik universitas Atma Jaya Yogyakarta yang ingin menambah wawasan dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ketenangan di Candi Hati Kudus Ganjuran

17 Juni 2012   05:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:53 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika hati dan raga begitu lesu, Yesus menawarkan kelegaan bagi siapapun yang mengharapkannya. “Datanglah padaKu kamu semua yang letih, lesu, dan berbeban berat karena Aku akan memberimu kelegaan” begitu Yesus pernah bersabda. Keinginan untuk mencari ketenangan dan kedamaian hati membawa langkah kaki ini untuk melangkah ke Candi Hati Kudus Ganjuran.

Lelah dan letih selama perjalanan kurang lebih satu jam dari Yogya menuju Candi Hati Kudus Ganjuran perlahan akan segera sirna karena pematang sawah yang hijau dan deretan pohon cemara akan menyambutbegitu peziarah memasuki Desa Ganjuran tempat gereja ini berdiri. Selain itu angin sepoi-sepoidan segarnya air yang membasuh muka dan tangan kaki darisembilan pancuran air yang berada disebelah kanan Candi Ganjuran, membuat hati semakin tergerak untuk mengucap syukur didepan patung Yesus yang berada didalam Candi Ganjuran.

Tak sabar rasanya ingin segera melewati anak tangga untuk mencapai puncak candi dan segera bersujud didepan Patung Yesus. Namun sayang, di tengah jalan keinginan itu sejenaktertunda karena hari ini begitu banyak pengunjung yang ingin menikmati suasana Ganjuran dan berdoa.Setelah menunggu kurang lebih lima belas menit, langkah ini kembali menyusuri beberapa anak tangga dan akhirnya bisa bersujud di depan patung Yesus yang seolah-olah tersenyum. Menarik nafas dan secara perlahan menutup mata dan tak henti – hentinya mengucap syukur atas anugerah yang tak terhingga ini. Tanpa disadari air mata mulai mengalir begitu derasnya dan membasahi pipi. Aroma bunga melati dan dupa menemani setiap alunan kata yang keluar dari hati yang terdalam membuat siapapun enggan untuk beranjak dari tempat ini, tapi kata hati terus mendorong kita untuk segera menyudahi pertemuan dengan Yesus karena masih banyak orang yang ingin bertemu dengan Yesus.

Ketika membuka mata, lagi – lagi Yesus tersenyum yang membuat hati serasa melayang-layang dan siap melangkah dengan semangat membara.Satu demi satu anak tangga kembali dilalui hingga meginjakkan kaki ditanah yang begitu lembut. Setelah itu, kaki ini melangkah menuju lilin-lilin yang tepat berada didepan candi dengan nyala api yang begitu indah berasal dari pengharapan banyak orang. Di situ kembali ditambah satu lilin untuk pengharapan yang tak terhingga.

Dan matahari sudah mulai kembali kepersembunyiannya membuat angin semakin kencang membuat pengunjung merasa dimanjakan dan mendapatkansensasi yang berbeda.Sensasi yang dingin dan sejuk, membuat semangat dalam diri terus membara . Dan sekali lagi menoleh kebelakang untuk kembali melihatpatung Yesus yang sedari tadi tersenyum . Senyum yang tak kan pernah berubah dan terlupakan, dan akan selalu ada dalam setiap langkah kaki kemanapun berada Tuhan Yesus selalu tersenyum dan menyertai. Buah tangan yang takkan pernah terlupakan sampai kapanpun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun