Scopolamine dengan rumus kimia C17H21NO4.HBr.3H2O Â dengan berat molekul 438,32 adalah obat-obatan medis khusus yang biasanya dipakai untuk terapi medis, mulai dari obat anti mabuk darat/laut/udara (motion sickness) dan obat anti muntah setelah seseorang dibius di ruang operasi. Scopolamine tersedia dalam bentuk obat tetes mata. scopolamine juga dipakai dalam pengobatan penyakit parkinson, gangguan usus seperti irritable bowel syndrome dan diverticulus. Namun, untuk medis penggunaannya hanya dosis yang sangat kecil. Berbeda dengan yang ada di jalanan, Scopolamine dikonsumsi dalam jumlah besar. Tentu saja terjadi efek kegilaan dan sering digunakan pelaku kriminal sebagai obat untuk menghipnotis korbannya.
Burundanga adalah nama jalanan dari obat yang disebut scopolamine. Scopolamine sendiri berasal dari ekstrak tanaman Datura. Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan kecubung, Brugmansia species, dan Duboisia species. Temasuk keluarga terong-terongan dengan bunga berbentuk terompet. Ia merupakan komponen aktif dari Tinctura Beladona, suatu obat jaman dulu, yang sering digunakan untuk anti kram usus dan obat asma.
Scopolamine pertama kali diisolasi oleh saintis Nazi Jerman pada Perang Dunia I. Senyawa ini bekerja sebagai antogonis reseptor asetilkolin muskarinik, atau dikenal juga dengan sebutan 'serum kebenaran', obat yang mampu membuat seseorang menjawab pertanyaan dengan jujur dan tidak mampu berbohong, sejak saat itu beberapa negara seperti India, Rusia dan Amerika Serikat melegalkan penggunaan truth serum dalam metode investigasi kriminal.
Di otak, ada tiga tahapan yang dilalui dalam pembentukan memori, yaitu pembentukan memori awal (econding), pembentukan memori panjang (storage/consolidation), dan mengingat kembali (retrieval). Scopolamine menghambat pembentukan memori pada tahap pertama, yaitu pembentukan memori awal, sejatinya memori itu tidak pernah terbentuk sama sekali.Â
Mekanismenya adalah scopolamine berkompetisi dengan neurotransmitter asetilkolin untuk berikatan dengan reseptornya. Pada kondisi normal, pembentukan memori awal diperantai oleh ikatan antara asetilkolin. Sayangnya scopolamine memenangkan kompetisi ini, sehingga memori tidak dapat terbentuk.
Selain berfungsi dalam pembentukan memori, asetilkolin juga memperantarai pembelajaran terhadap rasa takut dan respon fight-or-flight yang dilakukan oleh amigdala. Mekanisme ini penting untuk aksi yang dibutuhkan cepat dalam keadaan darurat. Jika harus melalui proses berpikir dahulu, sebelum sempat bertindak, kita telah terlanjur ada dalam bahaya. Ketika asetilkolin tidak dapat berikatan dengan reseptornya, maka korban tidak lagi merasakan ada bahaya yang terjadi padanya, sehingga ia menuruti semua yang diperintahkan kepadanya.Â
Scopolamin dapat berfungsi sebagai truth serum dengan cara menekan cerebrum dan menghambatnya untuk membuat alasan atau mengatakan hal-hal yang bukan fakta. Di sini kemampuan untuk berimajinasi dicegah. Penghambatan pembentukan memori awal juga memberikan andil dalam keberhasilan tujuan ini. Kalaupun dia bisa menciptakan kebohongan, dia tidak akan bisa mengingat kebohongan yang ia buat, sehingga ketika pertanyaan yang sama diajukan untuk kedua kalinya, jawabannya tidak akan konsisten, karena ia tidak pernah bisa mengingat jawaban yang pertama.
Scopolamine adalah obat penenang intravena yang disuntikkan dalam dosis kecil. Mereka membuat pasien pusing, dengan efek menghipnotis dan fungsi kognitif yang lebih tinggi. Hal ini mungkin membuat orang merespon interogasi. Cukup kontradiktif memang, scopolamine yang dapat digunakan sebagai pengungkap kejahatan, di sisi lain justru menjadi sarana dalam melakukan kejahatan itu sendiri.
Di Amerika Selatan, terutama Columbia, Scopolamine digunakan untuk memicu kondisi 'trance' pada sebuah acara ritual setempat. Laporan bahwa obat ini digunakan untuk aktivitas kriminal pertama kali ditemui di Columbia pada tahun 1980-an. Menurut sebuah artikel dari Wall Street Journal tahun 1995, sejumlah kegiatan kriminal yang menggunakan scopolamine meluas pada tahun 1990-an. Skenario umumnya adalah seseorang ditawari minuman yang sudah diberi serbuk scopolamine ini. Tau-tau korban dijumpai telah berjalan bermil-mil tanpa mengenal atau teringat apa-apa. Umumnya korban telah kehilangan hartanya, baik uang, perhiasan, atau mobil, dll. Selain dimasukkan dalam minuman, korban bisa juga dipaksa menghirup, atau ditaburi mukanya sehingga ia terpapar dengan senyawa tersebut. Bisa juga terjadi kejahatan seksual, di mana korban (wanita) tidak menyadari telah menjadi korban perkosaan.Â
Polisi Columbia pada tahun 2012 melaporkan ada sekitar 1.200 kasus kejahatan terkait dengan penggunaan scopolamine yang pada daerah setempat terkenal dengan sebutan 'Burundunga atau Devil Breath' (nafas Setan).
Pelaku kejahatan biasanya mencampurkan scopolamine ke dalam minuman atau meniupkan serbuk sehingga terhirup oleh korban, dengan tujuan agar pelaku kejahatan dapat memerintahkan korban untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan. Kasus yang paling sering terjadi adalah perampokan dengan meminta korban menuju ke rumahnya dan menyerahkan semua harta yang ia punya serta menarik semua uang dari rekening bank melalui ATM. Mengerikannya obat ini adalah korbannya tampak normal dan tetap sadar, sehingga orang-orang tidak curiga ketika pelaku dan korban yang berjalan bersamanya dalam pengaruh obat-obatan. Itulah alasan mengapa scopolamine disebut sebagai zombie drug, Ia membuat seseorang tetap sadar tetapi tidak memiliki memori dan control atas tingkah lakunya. Ketika pengaruh scopolamine hilang ia sama sekali tidak sadar telah menjadi korban kejahatan.