Merebah senja kali ini paling nyaman JJS tipis-tipis, begtu anak muda jaman now. Memilih tujuan yang dekat tetapi pulang tetap membawa buah tangan khas. Menyapa dusun yang konon katanya memiliki putri pujaan yang cantik dan terkenal. Kecantikannya sampai membuat Buyut Rabu alias Abdul Syukur tokoh Sumenep jatuh cinta.
Konon bukit ini adalah sebagai 'udel' (tali pusar) dari jajaran gunung-gunung besar lainnya. Dari Semeru, Gumilir, Kembar 1 dan  2, Welirang, Arjuno, Anjasmoro, Panderman, sampai Gunung Kelud. Diambil dari nama Sang Putri Sari, Gunung Sari terkenal dengan minuman khasnya. "Legen", manis semanis dan secantik Putri Sari. Masyarakat dengan bahasa ibu berlogat madura kental. Maklum keturunan sang pasangan pembuka sejarah Gunung Sari.
Gunung Sari masuk Kecamatan Beji. Dari gerbang tol Gempol cukup ditempuh 15 menit. Â Apalagi jalan beraspal memudahkan JJS sambil menikmati senja pembuka malam. Dusun yang dikelilingi oleh Pohon Bogor dari jenis Pakis.
Khasiat legen dapat menghancurkan batu ginjal. Kabar baik ini saya dapat dari sesama pembeli. Diperkuat oleh si empunya kebun Pak Wasis, hampir 3/4 umurnya menggeluti dunia perlegenan.
Cukup dengan 12 ribu lima ratus, 1 1/2 liter dapat dinikmati. Seperti senja ini, legen baru saja diunduh. Nira diambil pada pagi hari dan sore. Nira keluar dari ujung-ujung sari bunga mengalir setetes demi setete menuju bumbung bambu yang ditautkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H