Bu Tantri bertepuk tangan dari tempat duduknya. Bu Tantri mempersilahkan Noni untuk memulai audisinya. Noni yang begitu terlihat siap dengan penampilannya. Tak lupa properti yang dia bawa sangat lengkap. Gaun kuning lengkap dengan sarung tangan renda kuning. Payung kuning, sepatu kuning dengan berhag 12 cm. Topi berenda kuning siap menghantar adegannya. Noni sangat cantik. Seperti nonik-nonik Belanda.
*****
Sore menuju senja. Audisi baru saja selesai. Keduanya menunggu pengumuman yang akan disampaikan.
“Baiklah, Ibu akan menyampaikan keputusan audisi ini. Dua diantara kalian akan terpilih sebagai pemeran utama Juliet. Dan Ibu memilih kau, Sri!”. Sreeeng, darah Sei sekoyong-koyong mengalir dari pemberhentiannya. Hasil keputusan yang disampaikan Bu Tantri diluar dugaan.
“Apa?! Ibu tidak salah pilih?”, suara Noni memecahkan ruang yang berukuran 10 X 8 meter ini.
“Ibu apa tidak melihat dia itu tidak pantas jadi tokoh Juliet, Bu!”, teriaknya menjelaskan.
Sementara dua anggota geng yang lain berbincang sambil mencibir. Entah apa yang mereka bicarakan.
Sri tidak percaya apa yang disampaikan Bu Tantri. Sebenarnya dia sudah tidak berharap akan peran itu. Apalagi dia mulai sadar diri atas semua kekurangannya. Ditambah lagi ketika Noni dan gengnya telah menghina ibunya. Ah, biarlah Noni saja yang medapat peran Juliet.
“Kamu lagi Sri! Kenapa sih gak mau mundur tidak ikut audisi ini!”, teriak Noni kesal.
“Tidak! Sri berhak atas kemampuan aktingnya. Kamu tidak boleh meremehkan Sri. Jabatan, kecantikan, dan kekayaan bukan menjamin seseorang berhenti berkarya. Kamu bisa latihan lagi, Ibu tunggu audisi tahun depan”. Bu Tantri menjelaskan dengan lembut tetapi tegas.
Bu Tantri sadar betul, bahwa siswa perlu diberi pengertian atas sikap yang tidak baik itu. Sadar betul peran guru harus sabar menuntun mereka yang memiliki karakter kurang bagus.
Tanah masih basah. Pohon Trembesi kokoh. Melindungi siapa saja yang berada di bawahnya. Daun-daunnya rela gugur agar tumbuh daun baru. Seperti hati Sri yang merasa terlindungi oleh Bu Tantri. Kekurangan fisik bukan halangan seseorang untuk berkembang. Dia sama dengan yang lain. Sama-sama punya hak untuk meraih sukses.
#igi
#smsigi
#tantangansmske11
#gurusmkn1gempol
#menulismenyebarkebaikan
#menulisinspirasi
#cintaratatouille
#jalanmbekdiskusiasyik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H