Pembelajaran mengalami dinamika dari masa ke masa hingga kini menuju pembelajaran di abad 21 dengan ciriciri yang mencerminkan pada empat hal yaitu pentingnya komunikasi, adanya kolaborasi, berpikir kritis, mau melakukan kreatifitas dan inovasi. Empat hal ini yang kemudian menjadi ruh dari Kurikulum 2013.
Komunikasi memegang peranan penting dalam kancah pergaulan sehari-hari. Komunikasi sudah bergeser dari dunia nyata menjadi berbasis dunia maya. Hal ini didukung dengan munculnya gawai, telepon pintar dan berbagai aplikasi media sosial. Tak pelak lagi hampir semua siswa sebagai generasi digital bisa dipastikan memiliki peralatan ini.
Model pembelajaran di kelas pun tidak lagi menempatkan guru sebagai sentral dan satu-satunya sumber belajar. Siswa bebas mengeksplorasi dari berbagai sumber belajar. Internet adalah gudang para siswa dalam mencari ilmu. Dengan internet pula jejaring melalui media sosial dilakukan.
Terbatasnya waktu jam tatap muka di kelas lebih-lebih dengan pemberlakuan lima hari belajar di Sekolah Menengah Atas tidak menutup kemungkinan bagi para guru untuk membuat terobosan-terobosan baru dalam meningkatkan kwalitas pembelajarannya. Guru dituntut untuk bisa mengakomodir perubahan-perubahan yang terjadi ke dalam pembelajarannya di kelas. Dari uraian di atas, mengapa tidak kita berdayakan saja aplikasi dalam telepon genggam ini dalam pembelajaran kita?
Pelajaran Bahasa Inggris oleh sebagian siswa masih dianggap sebagai salah satu pelajaran yang sulit. Kesulitan terbesar yang dialami siswa adalah banyak kata yang salah pengucapan yang akibatnya akan mengganggu pada penerimaan pesan yang akan disampaikan. Selain itu belum beraninya para siswa untuk menyampaikan informasi secara lisan menggunakan intonasi yang benar.
Salah satu aplikasi media sosial yang sedang tren saat ini adalah Whats App. Banyak kelompok pertemanan menggunakan WAG (Whats App Group) dalam menjalin komunikasinya. Dan hampir semua pengguna android akan memasang aplikasi Whats App ini di telepon genggamnya. Sementara itu kegunaan Whats App sendiri di kalangan siswa maupun orang dewasa masih terbatas untuk mengirim pesan tulisan, pesan gambar dan video.
Sebagaimana kita ketahui bahwa pembelajaran Bahasa Inggris memiliki tujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Untuk melatih pengucapan, kelancaran, ketepatan, dan intonasi yang benar guru dapat menggunakan kegiatan Reading aloud (membaca nyaring). Siswa diminta merekam suaranya dan mengirimkannya ke WAG. Â
Ada baiknya sebelum tugas diberikan, guru memberikan contoh membaca sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan. Teks yang dibaca sebaiknya yang tidak terlalu panjang. Misalnya dalam teks tersebut terdapat empat paragraf maka teks tersebut bisa dibagi menjadi dua bagian. Hal ini untuk mengurangi kebosanan, selain juga memudahkan guru dalam mengoreksi serta tidak membebani kuota saat siswa mengirim audio ini ke WAG.
Setelah siswa mengirimkan rekaman audionya guru melakukan koreksi untuk masing-masing aspek dengan cara memberi komentar kepada masing-masing siswa. Dari komentar ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan membacanya menjadi lebih baik lagi. Dari penelitian yang dilakukan oleh Muflikhati (2013) dinyatakan bahwa Reading Aloud dapat meningkatkan pengucapan kata-kata dalam Bahasa Inggris.
Melalui WAG siswa juga dapat berlatih ketrampilan menulis. Namun siswa sebaiknya terlebih dahulu diminta untuk mengunduh aplikasi semacam speech to text atau menemubaling yang memungkinkan siswa untuk merekam suaranya menjadi teks.
Teks yang diucapkan secara benar akan tertulis dengan benar juga. Secara tidak langsung siswa pun akan berlatih mengucapkan kata-kata Bahasa Inggris dengan benar. Â Namun yang perlu ditekankan di sini bahwa tulisan yang dikirim adalah murni tulisan para siswa itu sendiri.
