Selamat malamÂ
Ya'ahowu
Berbicara tentang Pulau Nias (Tano Niha), saya tak pernah lupa beberapa hal yang selalu terbesit dalam pemikiran. Mulai dari hal hal yang kecil sampai pada hal hal yang besar.
Pulau Nias mempunyai banyak hal yang menarik perhatian. Itu adalah sebuah ciri ciri yang unik dan bahkan tidak dimiliki oleh tempat lain.
Seperti yang diceritakan oleh para pendahulu dan orangtua, baik itu dalam bentuk tulisan atau bentuk lisan bahwa pada zaman dahulu, masyarakat Nias awalnya tidak memiliki kepercayaan dan keyakinan tentang agama. Tidak seperti sekarang ini, masyarakat sudah hidup dibawah ajaran ajaran agama.
Maka sebagai masyarakat yang belum mengenal agama dan kepercayaan, masyarakat Nias menurunkan beberapa ungkapan kebiasaan yang diyakini benar adanya. Tetapi setelah datangnya kepercayaan dan agama, maka kebiasaan dimaksud mulai terkikis dan bahkan hampir tidak di imani. Bahkan sebagian besar masyarakat Nias menganggap bahwa kebiasaan dan ungkapan tersebut hanya terkesan sebagai mitos belaka.
Berikut ini, saya akan menuliskan beberapa ungkapan ungkapan mitos yang dulunya diyakini oleh masyarakat Nias. Tetapi masih berkembang sampai sekarang. Meskipun para pemimpin agama sudah berkali kali menyampaikan tentang kebohongan dari mitos tersebut.
1. Mondri ba zi Laluo
Ungkapan yang pertama ini melarang warga untuk mandi di pertengahan hari, yaknik pukul 12.00. Sebagian warga mempercayai bahwa jika melanggarnya akan berakibat fatal, seperti Sakit. Karena warga mempercayai bahwa diwaktu tengah hari, seluruh penghuni alam gaib akan berkeliaran.
2. Manga Zuzu Wakhe sa soso
Ungkapan ini diyakini oleh warga bahwa jika seorang anak kecil tidak di izinkan untuk mengambil makanan dari bagian teratas dari nasi yang dimasak di dalam periuk. Masyarakat Nias percaya bahwa jika seorang anak melanggarnya, maka anak tersebut memiliki watak yang pemalu dan tidak berani berbuat.