Beberapa bulan terakhir ini, marak diberitakan di televisi tentang kelakuan guru terhadap muridnya yang sanngat memalukan. Murid atau anak didik merupakan generasi penerus yang seharusnya diperlakukan oleh seorang guru dengan baik, dan guru merupakan pendidik, pengajar yang memberikan contoh yang baik kepada murid- muridnya.Â
Banyak kasus- kasus yang sangat memprihatinkan yang dilakukan terhadap anak. Kasus yang sangat banyak adalah kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh orang- orang yang tak bertanggung jawab dan ada juga pelakunya adalah guru. Tak disangka- sangka, seorang guru melakukan perbuatan yang seharusnya tidak ia lakukan terhadap anak didiknya.
Seperti kasus yang terjadi di China. Li Jishun seorang guru yang mengajar di sebuah sekolah di Provinsi Gangsu yang melecehkan murid- muridnya. Li terbukti bersalah memerkosa 21 di antara para korbannya, dan melakukan pelecehan terhadap 5 lainnya di kelas, asrama, dan hutan di sekitar desa yang berada di dejat Kota Wushan.
"Para korbannya masih sangat muda dan polos," demikian pernyataan yang dikeluarkan Mahkamah Agung China, seperti dikutip dari BBC, Jumat 29 Mei 2015.
Atas perbuatan tidak terpuji Li Jhisun ini, Pemerintah China memberikan hukuman mati sebagai hukuman atas perbuatan yang dilakukan Li Jishun ini. pengadilan Gansu menganggap perbuatan Li Jishun ini sebagai 'ancaman besar bagi masyarakat'. Apalagi, segala perbuatan biadabnya itu dilakukan dalam jangka waktu yang sangat singkat. Jika kita melihat kasus ini, kita sebagai guru atau calon guru sangat geram. Ini bukanlah peran guru yang sebenarnya. Kasus- kasus pelecehan terhadap anak yang terjadi di Indonesia juga membuat kita menjadi sangat prihatin dan meresahkan orang tua.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengatakan "Dalam satu bulan saja 8 laporan kasus kekerasan pada anak, yang mana didominasi kekerasan seksual".
Beberapa bulan terakhir, publik disuguhkan berita tindak tanduk para srigala pemakan anak dengan keji melecehkan korbannya, bahkan hingga menghilangkan nyawa korbannya.
Seperti kasus bocah PNF (9) yang ditemukan tewas di Kalideres, Jakarta Barat, awal Oktober lalu. Siswi SD dihabisi setelah dicabuli pelaku yang tak lain adalah tetangga di lingkungan rumahnya, yaitu Agus Darmawan atau Agus Pe'a, pemilik warung kelontong yang kerap mengonsumsi narkoba.
Kemudian kasus pencabulan terhadap 15 anak yang dilakukan warga Pancoran, Jakarta Selatan. Adalah Maskur (34) si srigala pemangsa anak yang sudah sejak 2012 melakukan tindakan tidak senonoh terhadap anak-anak usia 10 tahun ke bawah di lingkungan kontrakannya. Kalau sudah begini, apa yang akan terjadi kepada anak- anak korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang- orang tak bertanggung jawab dan guru? anak- anak akan menjadi trauma dan enggan untuk bergaul.
Hal- hal seperti ini sangat kita sayangkan apalagi kalau pelakunya adalah seorang guru. Karena perbuatan ini sangat jauh dari peran guru yang sebenarnya. Berikut ini akan kita bhas sedikit tentang peran guru yang sebenarnya. Ini bukan hanya untuk guru, tetapi untuk kita semua.
Menurut Dani Ronnie M dalam bukunya yang berjudul "Seni Mengajar dengan Hati", ia yang mengungkapkan ada lima peran guru yang ia namakan dengan " A Light Learning Revolution Method", yaitu ; A God's Creature, A Genuine Teacher, A Guide, An Sincere Educator dan An Inspirer. Berikut ini akan kita bahas satu persatu.
- A God's Creature ( Profesi Guru Merupakan Ibadah ) , guru itu makhluk tuhan yang mempersembahkan apapun yang dilakukannya di kelas sebagai ibadah terhadap Tuhannya. Pekerjaan guru tidak semata- mata berorientasi pada materi melainkan pengabdian kepada Tuhan dan sesama.
- A Genuine Teacher (Guru Mengajar Dengan Hati ), guru yang mampu mengajar denga hatinya jelas akan berdampak yang luar biasa ke pembelajarnya.
- A Guide ( Guru Membimbing Dengan Nurani ), guru mengarahkan murid ke arah yang positif. Guru tidak membimbing murid atau seseorang hanya untuk menunjukkan bahwa ia lebih pintar.
- A Sincere Educator ( Guru Mendidik Dengan Segenap Keikhlasan )
- An Inspirer (Guru Yang Mengispirasi ) , jika kita seorang guru, kebenaran tidak seharusnya bersumber dari mata pelajaran. namun bisa saja dari sumber yang tak terduga untuk menginspirasi anak didik kita.