Mohon tunggu...
Syaf Lessy
Syaf Lessy Mohon Tunggu... -

Ketika lidah kelu tak dapat lagi berkata-kata Ketika bibir kaku tak lagi mau keluarkan suara Hanya disini aku merasa Bisa tuangkannya menjadi kata

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Memaknai Hari Ibu, Refleksi Citra Perempuan Indonesia

22 Desember 2017   20:59 Diperbarui: 22 Desember 2017   21:10 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelaksanaan hari ibu sebagai suatu agenda periodik, pada prinsipnya menjadi sebuah serangkaian perayaan hari besar nasional yang turut di rayakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Ada sebuah kenyataan sosiologis yang menegaskan bahwa adanya seperangkat fungsi dan peran ibu didalam membangun massa depan generasi indonesia.

Berdasarkan jajak pendapat sembari mengiyakan bahwa, keberadaan seorang ibu turut andil besar di dalam perjalanan sejarah panjang bangsa indonesia. Seperti dikutip dari Wikipedia, Hari Ibu di Indonesia dirayakan pada ulang tahun pembukaan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama, pada 22 hingga 25 Desember 1928.

Kongres ini diselenggarakan di sebuah gedung bernama Dalem Jayadipuran, yang kini merupakan kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional di Jalan Brigjen Katamso, Yogyakarta.Kongres ini dihadiri sekitar 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatra yang kemudian melahirkan terbentuknya Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).

Didalam telaah sadar konteks melihat setiap persoalan yang terjadi sekarang ini, ada sebuah pergeseran paradigma yang mulai terbangun hal ini pun terkonfirmasi dengan semakin menguatnya distorsi perayaan hari ibu. 

Secara sosiologis tentunya kita tahu bahwa adanya sebuah perubahan yang mendasari jejak setiap zaman dengan beragam dinamika dan tantangan yang begitu kompleks, termasuk dalam perspektif peran seorang ibu, lebih khusus lagi,  perannya dalam membentuk karakter dan kepribadian generasi bangsa indonesia.

Dalam kajian teori sosial masyarakat misalnya menjelaskan kepada kita, Sebagaimana telah banyak diulas oleh para pakar, bahwa pondasi pembentukan karakter generasi bangsa Indonesia  adalah keluarga. Keluarga sebagai miniatur negara juga laboratorium utama pembangun dasar-dasar kepribadian generasi indonesia, hal ini tentunya tidak terlepas pisahkan dari peran perempuan indonesia.

Secara telaah sosio historis pada pada dasarnya menunjukkan bahwa misi Hari Ibu sebenarnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk memperjuangkan semangat generasi bangsa didalam memanggungkan massa depan indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun