Mohon tunggu...
Indra L. Putra
Indra L. Putra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hanya menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Kepada Tuhan yang Sedang Kucari

9 Mei 2013   20:30 Diperbarui: 13 Juli 2015   18:35 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku mencari – cari Tuhan

di langit, di gunung, di gua-gua

di atas bangunan megah

berkubah emas, berlantai permata

.

Berteriak memanggil nama-Nya

dari Selatan ke Utara

berseru seperti orang gila

dari Barat ke Timur

memanjang ini cungur

.

Tapi, tak kutemu Ia

si Mahamisteri, yang dipuja manusia

seluruh dunia

.

Aku bertanya pada guru-guruku

jawab mereka tidak tahu

Aku tanya pemuka agama

kata mereka Tuhan ada

di rumah ibadah

.

Lantas Tuhan kucari – cari

di rumah ibadah yang katanya suci

kususuri kolong – kolong kursi

dan di balik lemari

tak juga kutemui

.

Tuhan masih juga misteri..

.

Aku berhenti mencari kebenaran

kuseret kaki sepanjang jalan

menabrak lalu – lalang orang

dengan wajah – wajah muram

tidak bahagia sepertiku

aku pun bertanya – tanya,

“apakah mereka juga belum menemukan Tuhan?”

.

Hujan datang, memetik lagu dari langit

gelegar petir dan suara air

.

Berlari aku, meneduh di sebuah gubuk

yang tidak mewah, justeru kurang adanya

berlantai tanah beratap rumbia

namun, wajah penghuninya bahagia

.

“Apa yang membuat Anda bahagia, padahal Anda tidak memiliki apa-apa dan sesiapa?”

“Aku memiliki Dia yang memelihara aku,” jawabnya

“Dimanakah Ia berada?” tanyaku seakan mendapat hadiah baru.

“Ia ada di sini,” katanya sambil menunjuk pada satu bagian tubuhnya

.

Ia ada di hati.

.

Percuma aku mencari hingga ke ujung bumi

ternyata Tuhan bersemayam di sini

di dada sebelah kiri

.

Ah, aku juga ingin bahagia, sepertinya.

.

“Bisa jugakah aku memiliki-Nya?” tanyaku sedih, putus asa.

“Tentu saja, jika engkau percaya. Hanya percaya.”

.

Ketika aku percaya, maka Ia pun ada.

Kini aku berbahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun