Salam kompasiana
Bangsa ini mungkin akan menjadi bangsa yang lebih terhormat bahkan lebih dari terhormat dari yang sekarang ini "jika" pemimpin yang ada sekarang atau nanti "entah kapan" bisa memikirkan kesejahteraan rakyatnya terlebih dahulu, daripada mementingkan negara super power amerika serikat secara tidak langsung lewat Pt freeport.
Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang mempunyai kesejahteraan rakyat yang real sejahtera. Memang benar adanya negara ini banyak sekali menyimpan kekayaan alam yang begitu amat teramat besar, namun di balik itu semua pihak pengelola alam di negeri ini bukan dari pihak pemerintah kita sendiri, namun dari negara lain, bahkan pembagian hasilnya PUN negeri ini yang jelas mempunyai alam itu sendiri hanya mendapat bagi hasil hanya seberapa bahkan tak lebih dari setengahnya bahkan sangat sangat di bawah itu. Dan sisanya yang besar itu untuk siapa ?? Untuk negara pengelola alam kita ( sungguh kejam ). Atau mungkin sisanya untuk pungli-pungli para elite pemerintah ya ? ? Entahlah, semoga pemerintah kita tidak seperti itu.
Akan tetapi anehnya, kenapa pemerintah selalu dan selalu melanjutkan kontrak pt freeport? Bukankah itu akan merugikan negara ini secara nyata ? Bukankah akan menimbulkan kesenjangan sosial masyarakat papua ? Yang tanahnya selalu di rombak namun kesejahteraan mereka kurang dari kata sejahtera? Dan Bukankah itu akan menimbulkan rusaknya alam cendrawasih itu sendiri ??
Wahai Pemerintah pemberi kuasa kontra Pt freeport, buka mata hati kalian, buka pemikiran kalian yang "katanya berpendidikan, yang katanya bertitle, yang katanya dewan terhormat. mengapa kalian meneruskan kontrak kepada mereka ? ? Mengapa kekayaan negeri ini tak di kelola sendiri ?? Kalau bangsa ini tak bisa mengelola sendiri di biarkan saja agar bumi cendrawasih itu tumbuh subur! Sampai nanti ada pihak negeri dari ini yang bisa mengelolanya.. !
Kenapa kalian teruskan kontrakNya ?? *lagi
Karna kami butuh sosok seperti BUNG KARNO yang tegas dan berani, yang tak mau harga diri bangsa ini di injak, yang tak mau di ganyang tapi mengganyang.
Beranikah pemerintah terpilih di pilpres nanti memutuskan kontrak freeport?? jangan beraninya sama BURUH saja yang saat ini terbayang-bayang putus kontrak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H