Aku adalah tipe orang yang suka rambut panjang. Sejak kecil rambutku selalu dibiarkan tumbuh hingga sepanjang pinggang, baru dipotong. Ketika aku masuk SD, rambutku dipotong sangat pendek hampir mirip rambut cowok. Waktu itu tidak ada tukang potong rambut. Â
Ibuku sendiri yang harus menggunting rambutku. Alhasil, bentuknya seperti mangkuk. Bahkan ibuku menyebutnya "kepala piring" karena hampir seperti piring. Sungguh sangat menggelikan.Â
Ketika duduk di bangku SMP, rambutku dipotong pendek sebahu. Itu adalah kedua kalinya rambutku dipotong pendek. Sejak itu, tidak pernah lagi rambutku dipotong. Rambutku dibiarkan tumbuh panjang hingga aku duduk di bangku SMK.Â
Ketika aku kelas 12, rambutku sudah mencapai paha. Apabila aku mencuci rambut, dapat menghabiskan 4-6 saset sampo berukuran jumbo. Agak boros memang. Beberapa temanku menyarankanku untuk memotong rambut, tapi tidak kuhiraukan.Â
Aku terus merawat rambutku sampai aku duduk di bangku kuliah. Rambutku tumbuh hingga mencapai betis. Rambutku yang sangat panjang sering menjadi masalah.Â
Contohnya, ketika akan kuliah pagi, aku harus bangun pukul 5 pagi untuk mencuci rambut. Belum lagi mengeringkan dan menyisir rambut. Butuh waktu sejam lebih untuk menyelesaikan semuanya.Â
Hal itu menjadi alasan kuat bagiku untuk memotong rambutku hingga pendek. Sudah dua kali aku rambutku dipotong pendek. Kali pertama dipotong sebahu. Kali kedua, rambutku dipotong berbentuk jantung pisang.Â
Memotong model rambut jantung pisang aku lakukan sendiri. Cukup mengarahkan kepala ke bawah, lalu rambut diikat untuk membatasi rambut yang akan digunting.Â
Setelah rambut dipotong, aku merasa lega karena kepalaku terasa ringan. Namun beberapa hari kemudian, aku ingin memiliki rambut pendek sebahu.Â
Tidak ada yang akan memotong rambutku. Jadi, aku sendirilah yang menggunting rambutku. Rambutku kugerai ke depan, lalu kugunting sedikit demi sedikit. Namun nyatanya masih agak panjang. Akhirnya, aku meminta tolong salah satu kakak indekos untuk merapikan rambutku.Â
