Hari Sabtu kemarin, kami satu indekos Putri gandaria pergi ke salah satu tempat wisata di Ambon. Namanya Pantai Hukurila atau Hukurila Beach tepatnya, di Desa Hukurila. Ini adalah trip kedua kami, setelah trip pertama kami di Lubang Buaya Desa Morela. Kali ini salah satu dari kami tidak ikut. Jadi, kami yang pergi berjumlah 12 orang. Kami tidak lupa menyiapkan makanan juga. Namun  sedikit berbeda dari sebelumnya karena kami memasak bersama-sama.
Setelah semua siap, kami segera berangkat dengan menumpangi sebuah angkutan kota yang telah kami sewa. Dalam perjalanan, kami melihat pepohonan, perumahan, perkebunan kelapa, pala, cengkih dan kakao berjejeran di sepanjang jalan. Tiba- tiba aku merasa pusing dan mual-mual karena masuk angin. Untunglah hanya sebentar saja.
Setelah sekitar 40 menit, akhirnya kami sudah berada dekat di area tempat wisata. Sebelum memasuki area tempat wiasata, kami diwajibkan untuk membayar biaya masuk Rp 2000,-/orang, dan Rp 5000,-/kendaraan. Betapa senangnya hati kami. Dari atas lereng bukit, kami sudah bisa melihat Hukurila Beach. Alangkah indahnya pemandangan Hukurila Beach dari atas sana.
Ketika sudah sampai, kami segera turun dan bergegas untuk mencari spot foto. Langit sudah mendung tandanya akan turun hujan. Dengan langkah cepat tapi hati-hati, kami berjalan menuju tumpukan batu karang yang masih di sekitar area tempat wisata, Pantai Hukurila.
Sambil menuruni anak tangga, kami bisa melihat indahnya laut yang membiru, pasir berwarna cokelat dan banyak bebatuan besar yang bertebaran. Uniknya batu-batu tersebut ialah warnanya yang cokelat kemerahan.Â
Tidak jauh dari situ, kami menemukan tumpukan karang yang sangat banyak dan besar. Belum sempat kami berfoto di atas karang tersebut, hujan mulai turun. Tidak ada rumah atau walang untuk berteduh, jadi kami memutuskan untuk berteduh di bawah pepohonan. Hujan tidak kunjung reda, dan akhirnya kami semua basah. Beberapa dari kami bahkan basah kuyup.Â
Ketika hujan sudah mulai reda kami segera bergegas untuk berfoto di atas karang. Namun lagi-lagi turun hujan. Dengan berat hati, kami harus berhenti berfoto sejenak. Kami memutuskan berteduh di bawah tebing karang.Â
Setelah hujan mulai reda, kami segera berfoto bersama. Kali ini. Kami berhasil mengabadikan beberapa foto. Berfoto menghadap ke ufuk timur tampak di sekeliling kami tumpukan karang. Di belakang kami, laut yang membiru, dan sebuah gunung dipenuhi pepohonan yang menghijau.Â