Papeda sebagai makanan pokok
Papeda adalah makanan pokok orang Maluku dan Papua. Papeda merupakan hasil olahan dari sagu. Papeda berwarna putih agak bening dengan tekstur kental dan kenyal ketika dikunyah. Kebanyakan masyarakat Maluku dan Papua makan papeda tanpa dikunyah, langsung ditelan. Proses membuat papeda terbilang simpel.
Pertama-tama, rebus air hingga mendidih. Sementara itu, sagu mentah diaduk dengan menambahkan sedikit air (biasanya disebut lomi). Aduk hingga mencair. Pengadukan ini bermaksud agar papeda yang nanti akan dibuat tidak bergumpal.
Sesudah itu, sagu tersebut ditapis. Tujuan penapisan adalah agar ampas sagu dapat dipisahkan dengan sagu sehingga sagu yang akan dijadikan papeda dalam keadaan bersih.Â
Dengan begitu, papeda yang nantinya dibuat bebas dari ampas baik itu berupa batu-batu halus maupun ranting-ranting kecil dan dedaunan yang tidak sengaja bercampur dengan tepung sagu saat pemanenan.
Setelah itu, tuang air panas ke dalam tepung sagu yang sudah diaduk (di-lomi) tadi sambil sambil terus diaduk. Jangan berhenti mengaduk sebelum tepung sagu menjadi putih bening, kental, dan lengket seperti lem. Jika tidak, papeda akan gagal.
Cara membuat kerupuk papeda
Terkadang papeda yang dimakan tidak sampai habis dimakan. Adakalanya menyisakan sedikit dan tak jarang pun bisa mencapai setengah sempe (wadah dari tanah liat tempat menaruh papeda). Sisa papeda tersebut biasanya dibungkus dengan daun taspeha, lalu dimakan lagi.
Namun bagi sebagian orang merek tidak suka makan papeda dingin. Jadi, jika ada sisa papeda, mereka akan membuangnya. Padahal sisa papeda tersebut dapat diolah menjadi makanan seperti kerupuk. Kerupuk dari papeda disebut kerupuk papeda.
Oh iya, sebelum aku membagikan cara membuatnya, terlebih dahulu aku mau berbagi sedikit cerita. Sebelumnya, aku juga tidak tahu jika sisa papeda dapat diolah menjadi kerupuk.
Dulu, saat aku masih kecil, Â aku melihat ibuku sibuk mengikis sisa papeda dari dalam sempe. Awalnya aku kira ia mau membuangnya. Ternyata perkiraanku salah.