Kesehatan menurut World Health Organization (WHO) mencakup kesehatan fisik dan mental. Dengan kata lain, untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik, kita perlu menjaga kesehatan fisik dan mental. Jika Anda pernah mendengar istilah P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) untuk kondisi darurat kesehatan fisik, maka kondisi darurat kesehatan mental dapat dibantu dengan PFA atau Psychological First Aid. Namun, apa itu PFA?
Menurut WHO tahun 2013, Psychological First Aid (PFA) adalah dukungan suportif dan praktikal yang ditujukan untuk membantu orang-orang yang baru saja mengalami situasi krisis. Situasi krisis di sini mencakup kondisi yang beragam. Dari skala kecil yang melibatkan satu atau beberapa individu (semisal teman yang gagal dalam ujian atau mengalami kecelakaan), hingga skala besar yang melibatkan banyak orang seperti bencana alam. Karena merupakan penanganan psikologis dasar yang bersifat praktis, PFA tidak harus dilakukan oleh profesional seperti psikolog/psikiater yang berpengalaman saja, melainkan bisa dilakukan oleh siapa saja asalkan telah melalui pelatihan PFA.Â
Dalam jurnal Pramana dan kawan-kawan pada tahun 2021, pelatihan PFA mampu mengasah sejumlah keterampilan seperti mendengarkan secara aktif, mengenali kebutuhan orang lain, menerapkan teknik relaksasi, dan memberikan dukungan sosial untuk membantu teman yang berada dalam situasi krisis. Keterampilan-keterampilan tersebut penting untuk diterapkan oleh relawan PFA. Lebih lanjut, Pramana dan kawan-kawan juga menjelaskan bahwa dengan mempelajari PFA, relawan juga dapat memberikan dukungan emosional kepada sesama relawan, menjaga keterhubungan satu sama lain, dan tetap terkoordinasi dalam situasi krisis
Lebih lanjut, WHO juga menjelaskan bahwa terdapat empat prinsip penerapan PFA, yaitu prepare (persiapkan), look (lihat), listen (dengarkan), dan link (hubungkan). Pertama, terdapat prinsip prepare, yaitu relawan PFA perlu terlebih dahulu memahami situasi krisis, mengetahui dukungan dan layanan yang tersedia, serta mempertimbangkan keselamatan dan keamanan. Artinya, sebelum dapat membantu orang lain, Anda perlu memastikan bahwa diri Anda dalam kondisi yang baik dan siap untuk dapat membantu orang lain. Kedua, prinsip look menekankan relawan PFA untuk mengobservasi lingkungan sekitar, melihat keamanan situasi, serta mengenali individu yang perlu dibantu segera. Cobalah perhatikan orang-orang di sekitar Anda. Apakah ada di antara mereka yang tampak membutuhkan bantuan tertentu?Â
Ketiga, terdapat prinsip listen, yaitu relawan PFA melakukan kontak dengan orang-orang yang membutuhkan dukungan, menanyakan kebutuhan mereka, dan dengarkan serta bantu mereka merasa tenang. Kata listen atau mendengarkan yang dimaksud mengacu pada kemampuan mendengarkan secara aktif. Artinya, relawan perlu mendengarkan kebutuhan atau cerita seseorang tanpa menghakimi mereka. Meski demikian, tak jarang juga terdapat individu yang justru menolak untuk menceritakan hal yang mengganggunya. Oleh karena itu, perlu diingat juga bahwa relawan PFA tidak boleh menekan seseorang untuk berbicara atau menceritakan pengalamannya jika mereka tidak mau. Tugas sebagai relawan PFA adalah membuat mereka merasa nyaman dan lebih tenang tanpa memaksa atau menghakimi.
Keempat yaitu prinsip link yang menekankan bahwa relawan PFA perlu membantu individu mengakses layanan, memberikan informasi yang dibutuhkan, dan menghubungkan mereka dengan dukungan sosial yang diperlukan. Karena relawan PFA bukan merupakan tenaga profesional, penting untuk mengingat kembali batasan kemampuan diri dalam membantu orang lain. Relawan PFA juga tidak dapat asal memberikan diagnosis terhadap masalah yang dialami individu. Perlu diingat bahwa bantuan yang kita berikan dapat beragam bentuknya. Memberikan informasi mengenai layanan profesional (seperti psikolog/psikiater) yang dapat diakses atau menghubungkan individu dengan teman dan keluarga dekat juga merupakan salah satu bantuan yang dapat diberikan.Â
PFA juga tidak meliputi pemberian solusi atau nasihat untuk mengatasi masalah seseorang. Salah satu tujuan penting PFA adalah untuk membantu individu memperoleh kembali kemampuan untuk mengendalikan dan membantu dirinya sendiri. Akan tetapi, relawan PFA tidak disarankan untuk memberikan solusi atau keputusan besar yang dapat mengubah kehidupan seseorang secara drastis. Relawan PFA hanya diperbolehkan untuk memberikan solusi yang bersifat praktis yang dapat segera dilakukan oleh individu. Contoh solusi praktis yang dapat diberikan yaitu mengajak atau memberikan makan kepada individu yang belum makan atau tampak lesu.Â
Setelah mengenal apa itu PFA dan prinsip dasar pemberian PFA, dapat dilihat bahwa meskipun bisa dilakukan oleh siapa saja, PFA merupakan kemampuan yang perlu dilatih sebelum dapat diterapkan dengan efektif. Mengingat pentingnya PFA, idealnya setiap kampus perlu menyediakan pelatihan Psychological First Aid untuk mahasiswanya. Hal ini ditujukan agar mahasiswa dapat berfungsi sebagai jaring pengaman untuk teman dan orang-orang di sekitarnya yang sedang menghadapi masalah psikologis. Dengan demikian, masalah psikologis yang dihadapi dapat segera diminimalisir sebelum menjadi lebih parah.