Mohon tunggu...
Leri AyuBaroqah
Leri AyuBaroqah Mohon Tunggu... Administrasi - Assalammualaikum

Hidup mahasiswa!!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Realisme dalam Hubungan Internasional

13 Maret 2020   13:23 Diperbarui: 10 April 2020   20:21 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Realisme? Siapa yang tidak tahu dengan salah satu paragdigma yang berbahaya ini. Paradigma Realisme adalah paradigma yang bertentangan dengan liberalisme. Dikarenakan bertentangan inilah, ada banyak negara yang memperdebatkan hal ini. Para penganut paham realimse adalah negara-ngera yang tidak ingin bekerja sama dengan negara lain.

Kaum realisme menganggap negara lain adalah saingannya di kanca dunia. Yang manaharus  mereka taklukan agar dapat menjadi negara terkuat. Para kaum realisme mengangggap negara ini sama sifatnya dengan manusia yang mementingkan keinginannya dan akan melakukan apapun untuk mendapatkannya. Suatu negarayang menganut paham realisme akan beranggapan kepentingan dan kelangsungan hidup negaranya adalah hal utama.

Dalam pemikiran kaum realisme, manusia adalah makhluk yang egois dan penuh ketakutan. Egois disini mengartikan bahwa segala keinginannya harus terpenuhi tanpa memikirkan oranglain. Serta penuh ketakutan disni dilambangkan sebagaimana mereka dalam persaingan. Mereka ingin berada dipuncak dan memimpin segalanya. Mereka ingin mengambil keuntungan , akan tetapi mereka tidak ingin diambil keuntungannya. Mereka terus menerus mencoba untuk mendapatkan apa yang mereka ingin dapatkan agar bisa menjadi yang terkuat dan yang terhebat. Seperti inilah negara penganut realime dalam hubungan internasional.

Dengan demikian, kaum realisme  berjalan dengan asumsi dasar bahwa politik dunia berkembang berdasarkan keamanan nasional dan kelangsungan hidup negara agar terjadinya perdamaian dunia. (Sorensen, 2012)

Seperti yang kita ketahui setiap negara memiliki kepentinga nasional. Maka dari itu sumua negara harus mengejar kepentingan nasional negara nya sendiri dengan cara mendapatkan keuntungan dari negara lain. Pada hakikatnya suatu negara penganut realime tidak ingin melakukan banyak kerjasama. Alasannya, bagi kaum realisme negara lain bisa saja menjadi ancaman bagi negeranya sendiri.

Terkadang kaum realisme menganggap Negara mereka tidak perlu melakukan hubungan internasional dengan negera lain  karena mereka merasa bahwa Negara mereka bias hidup tanpa bantuan apapun dari Negara lain. Tidak hanya itu, bahkan mereka menganggap hubungan internasional ini adalah hal yang sia-sia jika tidak mendapatkan keuntungan apapun.

Kerjasama internasional bisa saja menjadi boomerang bagi suatu Negara apabila kerjasama tersebut terjadi ketimpangan dan terjadi perselisihan. Dampak dari perselisihan bukan hanya kerugian suatu Negara bisa juga bisa mencapai peperangan.

REFERENCE

Sorensen, R. J. (2012). Pengantar Studi Hubungan Internasional: Teori dan Pendekatan. yogyakarta: pustaka pelajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun