Aku masih disini ..
Tidak usah dirimu mencari mawar, melati, atau teratai
Jangan pula bertanya tentang mentari, bintang, dan mungil malaikat kecil tanpa sayap
Sampan dan perahumu tidak pernah karam di terpah gelombang
Hanya sejenak tertahan pada anila yang enggan untuk bertiup
Cahaya sunyi telah terajut di ikatan indah Qalam yang engkau sebutkan
Menjejak di rimbun jiwa
Keberadaanmu telah tertera di selayaknya engkau berada
Pada jiwa di kelopak mekar sang lena netra meruah
Tidak perlu bertanya tentang apa dan bagaimananya
Engkau tahu dimana koma, dimana titik, dimana tanya dan jawabnya
Engkau tahu ..?
Raga kelopak jasadmu melemah pada karusi jiwa
Hingga embun resah engkau biarkan berdendang manja di kusut kata
Dengarlah ....
Pada bait indah di larik rindu untukmu
Pandai pada kepala bertaut sujud di tinggi bentang sajadah
Engkau ada disana bersama sunyi di bulir-bulir Asma yang merela
Engkau adalah bintang di antara bias sinar purnama
Yang hanya dapat terlihat di kolam sukma di batin jiwa
Tetaplah disana jangan beranjak untuk menoleh di semenanjung rupa
Walau yang tertangkap raut sendu kasih yang menghiba
Tetaplah di bentang sajadah tanpa lena
Indah Jannah dalam cerita ada padamu di kedalaman bening indah dua retina
Kediri, 12 Oktober 2020
Buah Karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah
Catatan:
Karusi=Â Penyakit yang ditandai dengan keinginan hidup hanya untuk bekerja. Membawa kepada kehidupan yang tertekan karena tujuan. Jika tidak tercapai akan timbul depresi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI