N : Padi tanpa mata menari sepi. Air mata menyanyi dalam purba tenun. Kesepakatan hanyalah tradisi yang sakral di ujung Tuak.
 Riak berteriak sesak. Amuk rembulan menatang takdir. Pada petang ada tubuh yang hilang berlumur darah.
( Musik klasik dan suara tapis beras, suasana panggung dengan lampu yang mati hidup mati hidup.)
Org 1 : Oh Angin. Di manakah ibu kami. Di manakah kau sembunyikan napasnya ?
( bunyi suling dari luar panggung nuansa sedih )
Org 3 : Oh sepi..Di manakah tawa ibu kami. Di manakah dongeng malamnya ?.
Ibu...
Di sinikah Doa Katamu?
( lampu padam. Suasana panggung gelap.)
Org 1 : Ibu. Kenapa kau biarkan kami mengemis suara kami sendiri.
( Narator langsung masuk )
N : ( bunyi air mengalir ). Rembulan perlahan menampar malam. Dingin mulai gigil di gigi kota. Jeritan suara tangis membunuh kolong jembatan. Redup langkah mencubit debu.