Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Abdul Azis, adalah seorang penikmat seni, dari seni sastra, teater, hingga tarian daerah terkhusus kuda lumping. Berasal dari kota Kediri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terlalu Banyak Metafora, Akhirnya Kau Jadi Omnivora

21 September 2020   18:32 Diperbarui: 21 September 2020   18:32 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Terlalu Banyak Metafora, Akhirnya Kau Jadi Omnivora"
_____________

Gadisku...
Segala yang kau lihat adalah bagian dari jeda
Rutinitas efek rumah kaca
Bumi ini luka

" Kau terlalu banyak bermajas akhirnya kau tak sadar kau kaum kelas berapa."

Gadisku melilit alisnya dengan kesedihan. Banyak keindahan dari pagi ia tak berdandan, mewarnai kulit.
Hingga menggores bibirnya dengan lipstik
Kini surut kedalam surat taraf bersyarat.

Tangannya seperti bakau.
Memangku paku didalam urat matanya, ia menjerit setiap kali mendengar kalimatku terlalu banyak melakoni majas.

" Kau indahkan penamu namum tidak benakmu. Kau pindahkan katamu, tapi kenapa lidahmu keluar seperti babu. Kau menulis tulus, tapi kenapa hatimu tak halus. Kau memperbanyak tersirat namun tak menjaga mata yang menulis kemerdekaan dengan surat. Kau tak pantas jadi semua ini."

Ia berdiri lalu menatapku tanpa sekat pemisah. Isak suaranya masih tersalib basah, tabah menghindar dari setiap rabah .

" Aku.."

" Jangan jelaskan. Kau hanya ingin orang bangga dengan kalimatmu namun niatmu mati ingat. Sempat?. Kau berpikir kapan semut berlari diguyuri minyak tanah?. Bahakan kau diam melihat nyamuk berjalan mengucapkan syukur."

Gadisku kemudian hilang
Bening
Dan tenang

Kediri, 21 September 2020
Buah Karya; Abdul Azis Le Putra Marsyah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun