Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Abdul Azis, adalah seorang penikmat seni, dari seni sastra, teater, hingga tarian daerah terkhusus kuda lumping. Berasal dari kota Kediri

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bunga Rampai

19 September 2020   12:42 Diperbarui: 22 September 2020   16:09 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelopak merah merekah kugalaskan di atas jalan kumuh berlubang
Mata bengal aksara menyalak rona upas
Langkah gontai penuh harap, kubuka perawanmu dari lapisan transparan
Erangan kumbang pejantan menghujam telinga

Dengan sayap-sayap patah seekor capung mengibas gerahnya jiwa
Taman demi taman kuhembuskan aroma putik dari kuncup yang merona
Hembusan angin menculik pelangi yang mengedap dalam perawan
Kumbang pecundang bersekutu dengan lembayung menyadap parfum wangi di tubuhmu

Oh...bunga rampai kuncup pertama!
kau dirampas sebelum kembang
Di tengah perjalanan cita yang mengakasa anganmu dikejutkan dengan aroma bunga kertas tak berjiwa
Satu persatu kelopakmu berguguran dalam taman aksara
Mata-mata penikmat pelangi telah ditutup kabut birokrasi

Wahai bunga rampai dalam sarung-sarung bening
Aku telah bersumpah akan mengalas jasadmu dalam keranda taman bacaan
Tetaplah berteduh di jiwa-jiwa kehausan makna
Walaupun penikmatmu hanya rerumputan di pinggir jalan negara

Dalam mimpiku aku telah melihat jasadmu diperebutkan jutaan pasang mata,
Ketika kabut menjauh dari sarung mu menembus jagad aksara

Kediri, 19 September 2020
Buah Karya: Abdul Azis Le Putra Marsyah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun