Aku yang menggelandang
Dalam sunyi-Mu yang Kau hadirkan di hening hari
Kau rona aku dengan rindu
Hingga serupa karang-karang mati
Menebar lirih dan pedih sendiri
Aku yang sedang jatuh hati
Pada nyanyian mazmur di gereja-gereja
Pada lantunan tilawah di masjid-masjid
Pada kutipan dhammapada di vihara
Dan aforisme pejalan sunyi tentang cinta
Di sanalah manusia menyebut nama-Mu
Dengan rasa yang terbakar
Aku yang kepayang pada setiap kerinduan yang merindukan-Mu
Aku mengerti
Inilah tempat nafas mencari-Mu
Di setiap resah menyibak sendu
Ada tanya melakar musim
"Berapa harga perintah Ilahi-Mu?"
Inilah aku yang tak mampu mentafsir
Perasan waktu-Mu berteka-teki
Lalu semilir bayu mencatas guguran airmata
Menidurkan lenaku di hamparan negeri para kekasih
Menderas kelembutan-Mu dalam jagaku
Menggelar semilir cinta dalam sadarku
Kediri, 07 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H