Bunda,
Hanya engkau yang serupa telaga
Jernih air menawarkan lelah penat jiwaku keteduhan menghadirkan ketenangan bagi anakmu
Dan jika lama aku merantau kepada lain pulau
Rindu akan membuncah dan sunyi-hening malamku
Bunda,
Mencipta sekuntum puisi krisan
Dengan tangan gemetar ingin
Kupersembahkan kepadamu, bun
Agar telaga selamanya jadi tenang
Dan ijinkan aku untuk bersujud simpuh dibening matamu yang benar-benar telaga itu
Menadah senyap terjatuh pada dasar
Dari situ aku ingin bergemuruh; berkabar
Mengaliri jejak yang tertinggal
Bunda, sayap elang boleh tak pulang
Tapi air matanya yang leleh
Jadi penyejuk hatimu penawar luka agar tak dalam
Bun, Mataku kembar  sepasang; direnggut arus; menderas
Dimabuk peluk memecah diam
Bunda, engkau ada di mataku
Walau sekadar bayang di kulit air.
Kediri, 05 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H