Sumilir angin wengi iki
Tansah gae ati kasmaran
Marang slirahmu sing dadi papujan
Oh nimas wong ayu seng tak tresnani
Sprene suwene dewe bebarengan
Nandang kangen arum dalu
Lintang hanyekseni
Marang sumpah janji prsasetyaning ati
Nanging sak iki, nimas
Dewe kudu biso iklas
Marang pupusing trisno sing kebak welas
Mergo nyebrang kali brantas
Nimas, wong ayu
Ojo dadi pijer ati
Mergo kabeh iki pilihan bapak ibu
Mugo trisno iki kang dumadi
Terjemahan:
Desiran angin malam ini
Begitu membuat hati kasmaran
Kepada kamu yang menjadi pepujaan
Oh adinda cantik yang kusayangi
Begitu lamanya kita bersama
Menyandang kangen seperti harum bunga sedap malam
Bintangpun yang menyaksikan
Dari sumpah janji setia hati
Namun sekarang, Adinda
Kita harus bisa mengiklaskan
Kepada pupusnya cinta yang penuh kasih sayang
Karena kita terhadang sungai brantas
Adinda; cantik
Jangan menjadi tangis sakit hati
Karena semua ini pilihan orang tua
Semoga cinta kita akan benar terjadi
Buah karya: Abdul Azis (Le Putra Marsyah)
Kediri, 02 September 2020
Catatan:
Puisi ini saya buat semata-mata dari pengalaman saya terhadap hal percintaan, cinta yang tak direstui oleh kedua orang tua karena kekasih yang bersebrangan oleh sungai brantas. Yang pada adat Jawa khususnya Kediri itu adalah sebuah larangan (mencari jodoh bersebrangan sungai besar dalam 1 kota). Inilah adat Kediri yang masih kental dengan mitos-mitos leluhur.