Luapan amarah yang tercermin dari wajah yang memerah.
Gambaran kebencian bukan kekecewaan terhadap harapan yang punah.
Yah..
Jangan marah kalau aku tak amanah
Aku sudah besar dan tau arah
Jalan kebaikan tak selalu bercucur darah, yah.
Izinkan!, kalau aku memang anak ayah
Untuk selalu menentang gembok pemerintah
Sampai kita tak lagi menjadi sapi perah; dijajah
Yah,
Maafkan anakmu bila patuhnya tak abadi
Bukan maksud untuk mengkhianati
Hanya aku ingin mengabdi
Pada negeri yang kian lama kian tak nyawiji
Yah, do'amu dulu aku harus menjadi anak bernyali
Ini akan segera terbukti
Yah,
Salam untuk nenek di Surga
Bahwa cucunya telah dewasa
Yang masih tegak menantang Indonesia
Dari carut marutnya aturan penguasa
Hingga kini semua berduka nelangsa
Bilang ke nenek bahwa aku akan jadi penentang
Karena kata tetangga kami belum merdeka
Buah Karya: Abdul Azis (Le Putra Marsyah)
Kediri, 29 Agustus 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H