Karya: Le Putra Marsyah (Abdul Azis)
Negara memegang satu bara di tangan kiri,
Tangan kanan menadah amanat Ilahi yang teringkari.
Dari pemimpin yang bersembunyi
Bertanya pada satu titik di kedalaman hati.
Ini keluh rinduku padamu kutautkan di muka Bangsa
Semestinya kita berpadu; kau adalah wujud rasa yang dipikirkan di mata sendu
Ibu..
Ibu Pertiwi
Kau jangan menangis lagi
Serahkan pada kami;anak-anak Negeri
Tuk menyelami muara bencana melanda bumi
Yang dampaknya juga kita alami
Biarkan kami yang bertanya, pada pemimpin kami
Tuhan.
Jika kami hambaMu boleh bertanya,
Apakah makhluk yang kau ciptakan teratas nama Corona, adalah makhluk yang paling durjana?
Dia merusak segalanya
Bapak Ibu tak kerja, kami makan apa? Susu adik habis, merengek, mau beli pakai uang mana?
Tuhan,
Kami pelajar dan mahasiswa
Harus belajar dengan sosial media
Lalu bagaimana dengan yang tak punya?
Tuhan, kami kini sedang beratanya!
Kami berada di bulan kelahiran Bangsa
Apa ini yang disebut Merdeka?
Negara merintih nan merana
Mata air tersaing Air mata
Air mata dari Tanah Air yang terluka
Dan teruntuk Tuan (pemimpin)
Kami ingin merdeka yang benar-benar merdeka
Kami ingin menjadi semula
Penuh suka cita dihari perayaannya
Dirasakan dari Sabang sampai Merauke, Miangas, juga Rote
Teruntuk Tuan Dan Tuhan,Â
KAMI ANAK BANGSA, RINDU SEGALANYA.
Kediri, 14 Agustus 2020