Pondok baca tersebut diisi dengan lebih dari 50 buku bacaan mulai dari buku cerita, pengetahuan umum, agama dan berbagai buku yang terkhususnya untuk anak-anak dari usia TK sampai SD. Buku-buku yang mengisi pondok baca tersebut kami dapat melalui donasi dari perpustakaan daerah Provinsi Kalimantan Tengah.
Sementara itu Neny Fidayanti, S.T., M. Si, selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kelompok 24 KKN-T di Desa Tumbang Lampahung menyampaikan bahwa kegiatan pondok baca ini sebagai program unggulan.
"Saya berharap, dengan berdirinya pondok baca ini dapat memberikan manfaat demi kemajuan Desa Tumbang Lampahung itu sendiri. Tidak lupa juga, saya berharap semoga kedepannya membaca menjadi budaya bagi masyarakat, khususnya dikalangan generasi muda dan anak-anak Desa Tumbang Lampahung. Karena dengan rajin membaca maka kita bisa membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas." Ujarnya.
Disisi lain, Sekretaris Desa, Yusuf Roni mengatakan bahwa pihak desa sangat mendukung program Pondok Baca yang menjadi program kerja dari mahasiswa KKN-T di Desa Tumbang Lampahung.
"Saya menilai, program ini memiliki maksud dan tujuan yang baik, yakni tidak lain untuk kemajuan pendidikan didesa ini sendiri. Saya juga mengajak seluruh warga Desa Tumbang Lampahung supaya dapat mendukung dengan penuh perhatian guna bersama-sama memajukan desa ini."Pintanya.
Hal senada disampaikan oleh, Friskilae, S. Pd.D selaku kepala sekolah SDN Tumbang Lampahung juga sangat mendukung program pondok baca ini.Â
"Saya sangat mendukung program kerja adik-adik mahasiswa peserta KKN-T di Desa Tumbang Lampahung. Karena kali pertama dari beberapa KKN di Desa Tumbang Lampahung yang mendirikan pondok baca (gazebo literasi) dan juga atas kepeduliannya terhadapa dunia pendidikan." Ujar Friskilae dengan penuh semangat.Â
Tidak lupa, Kelompok 24 KKN-T UPR Tahun 2022 juga menyampaikan saran dan harapan kepada warga desa, aparatur desa dan kalangan anak muda agar selalu memperhatikan pendidikan setiap anak-anak di Desa Tumbang Lampahung agar tetap menjadi desa yang warganya bebas buta aksara.
"Harapan saya dalam pembangunan pondok baca ini bisa membantu anak-anak yang kesulitan dalam hal membaca, menulis dan berhitung. Dan saya juga berharap kegiatan literasi ini bisa diteruskan dan digerakkan selalu oleh guru, warga maupun kalangan anak muda yang ada di desa sehingga anak-anak masih bisa belajar walaupun mahasiswa KKN sudah selesai." Pungkasnya (Andrianto).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H