Mohon tunggu...
Leo Star
Leo Star Mohon Tunggu... -

Ups, mau tau aja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapakah yang Telah Mendapat Inspirasi dari Joko Widodo?

3 Januari 2016   03:08 Diperbarui: 3 Januari 2016   08:41 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada beberapa bulan belakangan ini Kompasiana banjir artikel mengulas tentang banyak aspek dari Presiden Joko Widodo. Terutama tatkala pada waktu memasuki usia pemerintahan beliau yang genap satu tahun hingga sekarang ini. Rasanya, hampir tiap kali saya berkunjung kemari ada saja setidaknya satu artikel dari berbagai penulis menuangkan tuisan berkenan dengan beliau. Topik yang diangkat cukup beragam. Ada yang mengulas sepak terjang Joko Widodo dalam kancah politik tanah air, atau mengulas tentang bagaimana kemampuan beliau dalam menangani berbagaii riak kegaduhan politik tanah air, atau juga yang mengulas capaian capaian prestasi Joko Widodo sepanjang menjalankan roda pemerintahan, serta isu isu diseputar unjuk kerja para menteri, hingga kepada kesederhanaan yang dipandang sebagai kekuatan atau daya magis sebagai pembeda dari para pendahulunya.

Kalau dicermati, kadangkala ada kesan menonjol yang menarik hati khususnya saya sebagai pembaca tatkala membaca ulasan para penulis yang cukup piawai memadu padankan kata demi kata merangkai tulisan mereka yang "menghayutkan" perasaan. Ada optimisme baru mencuat dari banyak tulisan-tulisan tersebut sepanjang yang saya bisa katakan. Optimisme yang lahir dari pemimpin berkarakter pejuang tangguh yang mereka perbincangkan. Optimisme yang juga mengalir dari sikap optimis sang pemimpin itu sendiri. Saya harus akui para penulis itu betul betul mampu menuliskan mantra mantra ajaib mereka sedemikian rupa sehingga kerap tanpa disadari pembaca seperti saya bisa hanyut terbawa arus. Terlepas dari motif motif si penulis. Rasanya kita mau tidak mau, suka tidak suka dipaksa harus setuju terhadap apa yang mereka ungkapkan.

Saya pikir apakah saya harus setuju mengikuti arus kemana aliran mengalir? Mungkin iya mungkin juga tidak. Toh tidak ada yang bisa memaksa saya harus setuju 100 %. Apa lagi jika kesan penonjolan yang dimaksud tadi cenderung mendekati aroma puja puji secara berlebihan alias kata orang lebay. Jelas saya tidak bisa setuju seluruhnya dengan penonjolan penonjolan itu,  meskipun saya dapat memahami fakta yang terlihat.

Kata mereka Joko Widodo adalah presiden dengan karakter tegas, pekerja keras, keras kepala, bukan boneka, kebersahajaan, dekat dengan rakyat dan sebagainya sehingga ada banyak orang mengaggapnya sebuah keistimewaan yang belum pernah dimiliki orang lain yang pernah memimpin negeri ini. Beberapa, ada yang bilang bahwa Tuhan memang sudah tepat mengirimkan seorang Joko Widodo untuk memimpin Indonesia dalam membereskan segala benang kusut yang terjadi dalam berbagai masalah membelit selama ini. Apanya yang istimewa? Bukankah sejatinya seorang pemimpin harus memiliki karakter tersebut? Sudah sewajarnya pemimpin pemimpin yang lalu lalu harus seperti itu juga, bukan?. Apabila ternyata kita mengatakan Joko Widodo beda dan satu satunya yang pernah ada, maka patut kita pertanyakan ke dalam diri masing-masing, selama ini apa yang telah kita perbuat sehingga terjadi salah mencari dan salah pilih? Sebab, tidak mungkin dari sekian ratus juta penduduk negeri ini tidak ada satu pun yang serupa dengan Joko Widodo. Pasti ada dan itu yang enggan kita cari diantara semak duri dan tumpukan jerami. Sistem kita sakit namun kita memendam hal itu jauh jauh di dalam hati, kerja kita menunggu sampai tumpukan demi tumpukan yang kita pendam meluap menghasilkan amarah revolusi dan reformasi setengah hati.

Apa juga istimewanya jika Presiden Joko Widodo turun dari kursinya berjalan menyusuri lorong-lorong negeri ini untuk memastikan bahwa segala perintahnya benar-benar dijalankan sebagaimana yang diinstruksikan. Bukankah semestinya ia bertitah saja dari singgasana di istana presiden, maka semua pembantunya dengan sigap mengerjakan seluruh perintahnya dengan tepat tanpa membantah apa lagi membuat kegaduhan? Dimanakah letak daya magis itu sebenarnya sebagaimana disebutkan beberapa orang?

Memang harus diakui bahwa apa yang telah dikerjakan sang presiden telah mulai meniupkan angin perubahan bagi negeri kita. Yang membuat beliau berbeda hanyalah karena ia berada di tengah-tengah politisi/pejabat lain yang kurang berkarakter sebagai pemimpin sejati negeri. Pemimpin lain boleh disebut sebagai pemimpin setengah sejati dengan pengabdian berpamrih dengan tipikal menyembunyikan motif lain dalam hatinya. Andai seluruh pemimpin lain memiliki karakter sama tanpa motif terselubung, apa yang telah dikerjakan presiden adalah normal saja. Akan sulit membuat perbedaan, bukan?

Kalau kebanyakan pemimpin lain memiliki cita-cita besar untuk dirinya sendiri, Joko Widodo punya cita-cita besar membenahi apa yang kurang di negeri ini. Pemimpin lain bermimpi membangun kerajaannya, beliau bermimpi membangun Indonesia secara merata di seluruh negeri. Bagaimana bila seluruh pemimpin yang ada di negeri ini memiliki cita-cita yang sama sebagaimana dituangkan oleh para pendiri negeri tempo dulu, lagi lagi sulit membuat perbedaan, bukan?

Maaf, ini bukanlah bermaksud menafikan semua yang telah dikerjakan oleh beliau. Sama sekali tidak. Kita pantas memberikan penghargaan atas kerja keras beliau. Namun dalam batas yang wajar sembari harus tetap waspada agar tidak terjerumus pada pengkultusan.

Kata orang, pemimpin sejati adalah pemimpin yang dapat menjadi teladan bagi orang banyak yang dipimpinnya. Memberikan inspirasi baru kedalam diri kita sehingga kita mendapatkan aliran darah semangat yang baru yang mampu menggerakkan kita secara lebih kuat lagi mengikuti teladan yang sudah diconntohkan. Sekarang, marilah kita sejenak bercermin dari apa yang sudah dikerjakan presiden, termasuk dalam hal bercermin ke dalam karakter presiden. Apakah kita juga ikut terinspirasi dengan keteladanan yang telah beliau tunjukkan dalam melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk negeri ini?

Kalau inspirasi belum juga kunjung muncul di dalam diri kita setelah memahami siapa Joko Widodo, atau tidak ada seorang pun dinegeri kita yang mendapatkan inspirasi itu, apa faedahnya kita membahas semua itu. Negeri ini perlu berubah segera agar secepatnya dapat keluar dari berbagai belitan yang menghimpit kehidupan rakyat. Hal ini tidak mudah dilakukan oleh seorang Joko Widodo semata. Seluruh eleman harus turut serta bahu membahu menyingsingkan lengan bekerja mengimbangi gerak cepat sang presiden. Kita perlu merasa malu apabila kita hanya bisa berkata-kata, membicarakan isu ini itu, tanpa mengambil inspirasi dari pemimpin kita serta menggubah inspirasi tersebut menjadi kerja keras pengabdian bagi negeri ini minus motif terselubung. Inilah yang perlu kita renungkan. Ya, kita dan seluruh rakyat ini. Kalau presiden bisa, mengapa kita tidak bisa? Kita harus bisa, bahkan melampauinya pun bisa. Mengapa tidak? Siapa tahu di antara kita ada yang memiliki insting kepemimpinan yang melebihi kualitas seorang Joko Widodo, bukan? Siapa pun kita, tidak perduli apakah kita sebagai orang netral seperti saya, para lovers, para hater. Ya, para hater. Benar, khususnya anda! Jika anda hater sejati, harus lah anda mampu memperlihatkan kepada yang lain bahwa kualitas anda jauh melebihi kualitas Joko Widodo agar kelak saya menjadi pemilihmu di tahun 2019 nanti. Menunjukkan kualitasmu jauh lebih baik daripada menggerutu sepanjang masa.

 

Demikian...

Kaburrrr...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun