Mohon tunggu...
GENTRUDIS PURBA
GENTRUDIS PURBA Mohon Tunggu... Novelis - Pencari suaka di kala sunyi

Penyair dengan lisan yang hangat mampu bercerita menyampaikan kata kata hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menangis

30 Juni 2021   06:18 Diperbarui: 30 Juni 2021   06:32 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mentari pagi bersama embun yang kian mulai menjauhi bumiDaun-daun yang basah kini kian mengering seiring waktu nyaSuara malaikat itu mulai tercengar dari orang-orang yang baik
Seprti kamu, yah kamu, kamu adalah malaikat yang pernah membuat ku terjatuh
Terjatuh dari sebuah kesenangan dosa, yang kini jadi tangisan semoga masuk sorga
Aamiin...!!!
Dulu aku menyenal mu sama seperti aku menyenal Tuhan, hanya sebatas tulisan
Kamu dan Tuhan...!!!
Lalu kamu memberitahu ku tentang sipat-sipat nya, sampai dunia bagiku terasa tentram
Tapi seiring waktu aku terasa sunyi, hati ku menangis karna kamu seakan menghilang
Lalu mereka-mereka berkata aku salah, dan sangat-sangat salah
Aku lemah tidak berdaya, menangis, terpuruk diatas porak poranda hati yang tercecar
Yah Allah...bila mana aku salah, itu bukan lah bahasa hati, jadi tolong untuk tetap bersama
Jika pun nanti mata tidak lagi terbuka
Hingga mulut tidak lagi berucap
Tapi aku percaya, hati ku akan bahagia bersama mu
Yah Allah..tolong jangan tinggalkan aku
Karna hanya engkau lah yang ku punya satu satu-nya
Kala nanti aku berahir dengan sendiri
Maka pertemukan lah aku di akhirat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun