Mohon tunggu...
GENTRUDIS PURBA
GENTRUDIS PURBA Mohon Tunggu... Novelis - Pencari suaka di kala sunyi

Penyair dengan lisan yang hangat mampu bercerita menyampaikan kata kata hati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak yang Malang

2 Oktober 2020   06:08 Diperbarui: 2 Oktober 2020   07:08 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ia berjalan dari tempat ke tempat lain
Dengan aroma bercampur keringat yang melekat di tubuh
Membuat orang merasa risih ketika berada tepat dekat nya
Ia slalu mengkah.
Walau tak tau pasti arah dan tujuan nya
Ia hanya yakin akan bertemu dengan saudara saudara nya baik
Ia slali berjalan.dan terus berjalan
Walau terasa teramat sendiri di jantung kota yang keras
Hidup dalam pencarian yang tiada pastinya
Hanya bermodal sebuah guitar kroncong..
Siang hingga batas malam ia menyanyi dengan harapan sang raja berbelas kasih
Suara nya begitu keruh
Di wajah nya terpancar ke sedihan
Terlihat jelas di pipinya bekas bekas air mata yang menetes ter tempel abu
Bila tiba waktu nya malam
Ia kan duduk bersandar kan diri di teras teras toko
Menatap langit yang kelam
Ia slalu bertanya apa mungkin dia akan bertemu dengan harapan nya.tanya nya pada hatinya.
Hari berganti hingga tahun berlalu
Harapan untuk mencari sudah menipis.
Seperti anak ayam yang terpisah dari saudara dan keluarga
Hanya menangis memanggi ibu,tapi tak kunjung ada jawaban
Egois nya dunia ia hadapi dengan gitu
KATANYA,.
Ia pernah berdoa..dalam doa ia berkata.
Yah tuhan...
Jika takdir menjadi anak terasing,maka jadilah sahabat ku
Jauh aku dari percobaan orang jahat
Lindung aku dalam setiap langkah ku
Aku mau,..engkau selalu ada untuk
Jangan tinggalin aku..aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun