Mohon tunggu...
GENTRUDIS PURBA
GENTRUDIS PURBA Mohon Tunggu... Novelis - Pencari suaka di kala sunyi

Penyair dengan lisan yang hangat mampu bercerita menyampaikan kata kata hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Demi Masa Depan

1 Oktober 2020   12:33 Diperbarui: 2 Oktober 2020   01:08 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Yah, biarkan aku sedikit menoleh
Karena itu adalah pesona indah yang akan ku jalani dengan nyata
Musim kemarau akan berlalu hari ini
Biar kan aja hujan turun membasahi bumi
Karna tumbuhan dan makhluk lain nya ingin merasakan segar nya dentingan hujan

Dan kepada masa lalu yang gelap
Akan selalu suram bila ku ingat
Terlalu sering aku berdebat dengan logika di dalam nya
Padahal,logika selalu kalah dengan perasaan
Kamu tau?
Sempat aku berpikir kamu dalah ke hancuran ku sejak ke jadian ini
Saat melihat mu ter tawa,rasanya aku terlalu bodoh untuk hancur

Maaf yah
Aku menyadari apa yang ku pikir kan sudah milik orang
Dan mimpi untuk berlayar sudah tiada lagi
Karna pesona mu yang nyata dlu sudah tiada lagi

Ingat lah satu hal
Jika suatu hari nanti dada mu trasa sejuk,maka bahagialah
Itu tandanya tuhan menjawab langsung doa ku
Karna setiap kali aku merindukan mu
Selalu ku selipkan dalam doa
Yah doa
Bersama dengan kompasiana,com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun