satu harap yang selalu kuteriakkan lantang
semoga jalanmu selalu terang
Ma, anakmu kini makin bertumbuh
maafkan dirinya yang terkadang angkuh
maafkan lisannya yang begitu gaduh
maafkan raganya yang tak pernah bersimpuh
tak kunjung bersauh, justru semakin menjauh
Ma, apa kau dengar?
kini, raya terasa begitu riuh
ruangku yang hampa justru makin mengeruh
namun, menuliskan ini rasanya teduh
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!