Hai para pembaca kompasiana! Kali ini kita bertemu lagi dalam pembahasan mengenai sel punca. Mungkin kalian belum pernah mendengar kata-kata 'sel punca', namun kalian pasti tidak asing lagi dengan sebutan stem cell. Nah, stem cell adalah kata lain dari sel punca ini. Stem cell yang sering kita dengar sekarang ini merupakan salah satu cara untuk mengobati berbagai macam penyakit yang tergolong masih susah untuk disembuhkan. Sebenarnya apa sih sel punca atau stem cell itu? Sel punca adalah sel yang belum mengalami perubahan menjadi sel yang khusus baik perubahan bentuk maupun fungsinya dan sel ini juga memiliki kemampuan yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel dalam tubuh. Karena kemampuannya yang luar biasa ini, sel punca dapat digunakan untuk memperbaiki sel-sel dalam tubuh yang mengalami kerusakan. Saat sel punca terbelah, sel yang baru memiliki potensi untuk tetap menjadi sel punca atau berkembang menjadi jenis sel lain yang memiliki fungsi lebih khusus seperti sel otot, sel darah, atau sel otak. Saat ini, di Indonesia sendiri sudah ada dua lembaga pengolahan sel punca, dengan harga satu per sepuluh dari sel punca impor.
Berdasarkan asalnya, sel punca dibagi menjadi:
Sel Punca Embrional: sel ini terbentuk pada masa embrional.
Sel Punca Dewasa: sel yang terbentuk dari jaringan dewasa.
Dalam perkembangannya, stem cell dari embrio dapat berdiferesiasi ke semua jenis sel-sel khusus pada janin. Sedangkan dalam organisme dewasa, stem cell bertindak sebagai regenerator dan untuk memperbaharui jaringan-jaringan yang rusak, seperti darah, sel-sel kulit, atau usus.
Kita pasti bertanya-tanya bagaimana pengobatan dengan sistem stem cell ini? Stem cell dapat diambil dari tiga sumber, yaitu:
Autologous : Pada bagian ini, sumber stem cell berasal dari sel-sel diri sendiri.
Syngeneic : Sumber stem cell berasal dari saudara kembar identik.
Alogenik : Sumber stem cell berasal dari saudara kandung, keluarga, atau orang tua maupun orang lain, yang tidak berhubungan dan tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan pasien.
Pada tubuh manusia, ada beberapa bagian yang dapat menghasilkan sel punca antara lain adalah pada sumsum tulang belakang, darah tepi, dan darah tali pusat. Para ilmuwan menyebutkan bahwa sel punca yang paling aman untuk digunakan sebagai pengobatan adalah yang berasal dari darah tali pusat.
Pada perkembangan dunia medis saat ini, stem cell menjadi salah satu cara pengobatan yang sangat menjanjikan. Banyak penyakit yang dapat disembuhkan dengan cara stem cell seperti penyakit stroke, Parkinson, maupun penyakit jantung. Bahkan di Berlin, Jerman ada seorang pasien bernama Timothy Ray Brown, yang dikenal juga dengan julukan "Berlin Patient" berhasil sembuh dari penyakit HIV setelah menerima transplantasi sel punca pada tahun 2007. Â Nah, kita akan membahas lebih dalam tentang penggunaan stem cell untuk pengobatan penyakit jantung. Karena saat ini, penyakit kardio vaskuler adalah penyakit penyebab kematian nomor satu di dunia baik pada pria maupun wanita, dimana lebih dari tujuh belas juta nyawa hilang setiap tahunnya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi dokter maupun para peneliti untuk meneliti dan mempelajari lebih lanjut tentang penyakit ini. Sebelumnya, mari kita mengenal lebih dalam mengenai penyakit-penyakit yang sering menyerang jantung.
Penyakit yang pertama adalah penyakit yang paling sering menyerang orang Indonesia juga orang-orang di dunia, yaitu penyakit serangan jantung. Serangan jantung atau yang disebut juga infark miokardial adalah terhentinya aliran darah, meskipun hanya sesaat, yang menuju ke jantung dapat mengakibatkan sebagian dari sel pada jantung menjadi mati. Penyebab terbanyak dari penyakit serangan jantung adalah penyumbatan pembuluh darah. Serangan jantung adalah suatu hal yang serius. Gejala yang utama dari serangan jantung adalah rasa sakit yang berlebihan pada dada. Sakit bisa saja terjadi pada bahu, perut, dan rahang. Suatu serangan jantung selalu merusak otot jantung dan dapat menyebabkan kematian.
Penyakit kedua yang umum ditemukan adalah gagal jantung yang memiliki istilah medis heart failuremerupakan suatu keadaan yang terjadi saat jantung gagal memompakan darah dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jantung. Karena jantung hanya bisa bekerja dengan baik hanya bila tekanan pengisian darah dinaikkan. Gagal jantung juga merupakan suatu keadaan akhir atau yang biasa disebut end stage dari setiap penyakit jantung termasuk serangan jantung. Gagal jantung dapat terjadi tepat setelah serangan jantung atau dapat terjadi secara perlahan-lahan. Gagal jantung dapat terindikasi sejak awal. Gejala-gejala apabila terkena gagal jantung adalah pernafasan yang pendek-pendek, kesulitan untuk rebah mendatar, kaki bengkak, sering terbangun tanpa napas saat malam hari, dan sering buang air kecil ketika malam hari.
Namun, kini penderita berbagai penyakit jantung yang menyerang manusia bisa memiliki harapan hidup yang lebih baik berkat penggunaan terapi sel punca (stem cell). Sejauh ini, stem cell merupakan salah satu langkah tepat untuk pengobatan penyakit jantung atau kerusakan yang terjadi pada jantung. Stem cell mampu menggantikan atau memperbaiki jaringan-jaringan pada jantung yang mengalami kerusakan. Namun, hingga saat ini belum ditemukan hasil penelitian yang menunjukan bahwa stem cell mampu menggantikan keseluruhan organ jantung yang mengalami kerusakan.
Menurut salah satu dokter bedah jantung di Taiwan, stem cell telah banyak dilakukan untuk mengobati penyakit jantung. Berdasarkan data yang saya dapatkan, kurang lebih lima belas orang pasien penderita penyakit jantung telah mendapatkan pengobatan stem cell untuk menyembuhkan penyakitnya dan semuanya berhasil.Â
Hasil uji klinis yang dilakukan dalam jumlah terbatas pada manusia biasanya pada pasien yang menjalani operasi jantung terbuka menunjukkan bahwa stem cells yang disuntikkan ke dalam sirkulasi atau langsung ke dalam jaringan jantung, mengalami peningkatan fungsi jantung dan menimbulkan pembentukan pembuluh kapiler-kapiler yang baru. Akan tetapi, penelitian mengatakan bahwa stem cell untuk pengobatan penyakit jantung yang diambil dari sumsum tulang belakang pada uji klinis menunjukan hasil yang kurang memuaskan. Sehingga saat ini, dokter asal Taiwan tersebut sedang mengembangkan suatu penemuan baru berupa hidrogel. Dimana sel yang dicoba ditambahkan hidrogel pada saat disuntikkan ke tubuh seseorang memberikan nilai keberhasilan yang meningkat.Â
Hidrogel ini meningkatkan proses delivery sel atau 'komunikasi' antar otot jantung (miocardium), peningkatan pembentukan jaringan pembuluh darah yang baru (neovaskularisasi), dan peningkatan fungsi jantung. Hasil penelitian dari dokter bedah jantung asal Taiwan ini sangatlah brilian dan hasil penelitian ini juga memberikan harapan yang sangat besar dalam penggunaan terapi stem cell untuk pengobatan penyakit jantung sebagai suatu terapi yang sangat menjanjikan di masa depan. Akan tetapi perlu penelitian lebih dalam lagi untuk mengoptimalkan kerja stem cell untuk memberikan hasil yang maksimal untuk pengobatan penyakit jantung.
Saat ini, para ilmuwan juga sedang mempelajari lebih dalam lagi mengenai penyakit jantung, bagaimana jantung bekerja, dan juga sel-sel pada jantung yang 'berkomunikasi' satu sama lain saat jantung sedang sakit serta  dalam kondisi normal pun dipelajari lebih lanjut demi meningkatkan presentase keberhasilan dalam pengaplikasian stem cell pada jantung ini. Â
Selain itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pengaplikasian stem cell untuk pengobatan penyakit jantung ini antara lain adalah lamanya penyakit yang diderita, faktor usia, dan ada tidaknya riwayat penyakit lain.
Faktor usia yang sangat mempengaruhi, makin muda usianya, makin besar peluang kesembuhannya .
Faktor kualitas sel induk, semakin tinggi kualitas sel induk tersebut otomatis akan meningkatkan peluang keberhasilan dari terapi transplantasi stem cell pada jantung.
Cara implan atau pemasukkan stem sel ke tubuh pasien. Penggunaan cara transarterial intercurent atau yang dapat diartikan sebagai melalui pembuluh arteri hati sangat umum digunakan untuk mengaplikasikan stem cell ke bagian jantung yang mengalami kerusakan atau mengalami penurunan fungsi. Tidak hanya itu saja cara impan atau pemasukkan stem cell yang dapat dilakukan, sekarang ini di luar negeri juga ada yang memasukkan stem cell melalui pembuluh darah vena. Tetapi karena pembuluh arteri hati berfungsi sebagai pemasok nutrisi, sehingga hasilnya akan menjadi lebih efektif.
Periode pengobatan, faktor kondisi tubuh pasien menentukan periode pengobatan, lama atau tidaknya periode pengobatan bergantung pada cepat atau tidaknya pasien yang telah menerima terapi pengobatan stem cell tersebut pulih.
Perlu kita ketahui, selain memiliki banyak sekali manfaat dan keuntungan yang menjanjikan, stem cell atau sel punca itu memiliki efek samping yang dapat menjadi kerugian bagi pasien. Efek samping yang pertama adalah metode stem cell ini dapat menyebabkan infeksi. Efek samping yang kedua adalah, terjadinya penolakan antara sel dalam tubuh dan sel dari stem sel tersebut atau istilah medisnya disebut dengan GVHD (Graft Versus Host Disease), dimana sel-sel pada tubuh pasien menyerang sel-sel dari stem cell sendiri. Ketika melakukan transplantasi, sel-sel darah putih mengira stem cell yang berasal dari luar sebagai musuh, lalu menyerangnya.
Efek samping ketiga adalah penolakan, namun penolakan tersebut sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Meskipun penolakan adalah hal yang paling beresiko untuk terjadi. Apabila stem cell diperoleh dari keluarga, kemungkinan penolakannya hanya sekitar 1 persen. Selain itu, bila stem cell diperoleh dari luar keluarga, kemungkinannya adalah sekitar 3-5 persen. Jadi penolakan sangat jarang jika dibandingkan dengan penyerangan atau GVHD (Graft Versus Host Disease) yang dapat mencapai 30 -- 40 persen.
Dewasa ini, stem cell tidak hanya bisa didapatkan dari tubuh manusia saja, namun dapat juga diambil dari sel-sel hewan. Melalui berbagai metode penelitian yang dilakukan oleh para pakar stem cell, kini mulai dilakukan penelitian mengenai penggunaan plasenta hewan, yaitu plasenta tikus, kelinci, kuda, anjing, kucing, domba dan hewan-hewan lain sebagai bahan stem cell therapy. Bahkan sudah ada beberapa plasenta hewan yang telah dipergunakan dan diproduksi besar-besaran sebagai bahan stem cell therapy, diantaranya plasenta kelinci, domba dan rusa.Â
Tak dapat dipungkiri bahwa stem cell therapy menggunakan plasenta hewan telah terbukti mampu mengatasi berbagai macam penyakit yang mematikan terutama penyakit degeneratif atau penyakit yang berhubungan dengan penurunan fungsi organ tubuh. Namun dalam menerapkan metode stem cell menggunakan plasenta hewan ini, para pakar masih sangat berhati-hati dalam mengaplikasikannya pada tubuh manusia, para peneliti masih terus melakukan penelitian lebih lanjut apakah ada efek samping yang berbahaya dalam penggunaan plasenta hewani untuk diterapkan pada tubuh manusia. Nah, sampai disini dulu perjumpaan kita. Sampai bertemu di artikel selanjutnya! Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H