Abstrak
Peningkatan konsumsi energi akan terus terjadi seiring dengan peningkatan populasi dan pembangunan, dimana sektor bangunan merupakan pengkonsumsi energi tertinggi. Desain selubung bangunan (building envelope) yang baik mampu meminimalkan konsumsi energi tambahan. Simulasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana desain selubung bangunan kampus yang dapat mengefisiensi konsumsi energi. Variabel yang digunakan yaitu annual energy CO2 , annual energy cost, dan annual energy use. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental modeling simulasi melalui software plug-in Sefaira dan SunHours pada SketchUp. Hasil simulasi yang dilakukan mendapatkan nilai KWH/tahun sebesar 71 kWh/m² /tahun, nilai ini tentu saja sangat jauh jika dibandingkan dengan ASHRAE 90.1-2019, dengan target kinerja bangunan Tahun 2030 sebesar 38 kWh/m² /tahun.
Pendahuluan
Emisi gas rumah kaca (GHG) diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan konsumsi energi global, dipicu oleh pertumbuhan populasi dan perkembangan gaya hidup serta perekonomian global. Sektor bangunan, industri, dan transportasi masing-masing menyumbang 39%, 33%, dan 28% dari total konsumsi energi, menurut laporan U.S. Energy Information Administration (EIA). Perencanaan selubung bangunan memiliki peran kunci dalam mengurangi konsumsi energi sektor bangunan, dengan mempertimbangkan parameter desain, kondisi lingkungan, dan performa bangunan. Penerapan desain selubung bangunan pada kampus bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan produktif, dengan potensi besar untuk menghemat energi. Efisiensi energi bangunan dapat dicapai melalui perencanaan matang berdasarkan simulasi menggunakan perangkat lunak seperti Sefaira dan Sunhours. Simulasi membantu mengidentifikasi kekurangan dan potensi solusi pada bangunan eksisting, memberikan dasar untuk langkah-langkah yang tepat, seperti retrofitting selubung bangunan atau perencanaan ulang pada desain awal. Selubung bangunan, termasuk dinding, atap, dan jendela, memainkan peran penting dalam konsumsi energi operasional, dan hasil simulasi ini menjadi dasar pertimbangan untuk meningkatkan desain dan efisiensi energi bangunan.
Metode
Studi kasus pada penelitian ini yaitu bangunan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) gedung C Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Bangunan terletak di jalan Dr. Setiabudi No.229, Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Jawa Barat. Bangunan tersebut dipilih karena kualitas pencahayaan dan penghawaan bangunan yang paling kurang baik dibandingkan dengan gedung FPMIPA A dan B. Bangunan berlantai tiga ini diapit oleh gedung FPMIPA B di bagian selatan dan FPIPS di bagian utara, keduanya lebih tinggi dibanding dengan gedung FPMIPA C ini. Hal ini menyebabkan cahaya matahari dari arah utara dan selatan sangat kurang, namun cahaya lebih banyak berada di arah timur dan barat. Waktu penelitian studi dilakukan pada tanggal 21 Maret yang merupakan March Equinox atau waktu siang dan malam sama.Â
Teknik pengambilan/ pengumpulan data menggunakan alat meteran laser, karena bentang bangunan yang cukup lebar, yaitu lebih dari 40 m. Data pertama yang diambil yaitu dimensi bangunan beserta bukaan, sirkulasi, dan lain sebagainya. Selanjutnya dari data ukuran yang didapat, dilakukan pembentukan model 3 dimensi bangunan untuk selanjutnya disimulasikan dan didapatkan data hasil simulasi.Â
Setelah mensimulasi 3D bangunan dan mendapat data, hasil data simulasi dianalisis. Teknik analisis data dilakukan dengan metode eksperimental modeling simulasi melalui software plug-in SunHours dan Sefaira pada SketchUp. Standar penilaian mengacu kepada ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers) 90.1 - 2013 dan menyesuaikan dengan standar Intensitas Konsumsi Energi (IKE) atau Energy Use Intensity (EUI).Â