RIKO sadar bahaya terhidang di depan mata. Â Tapi Riko lebih memikirkan diri Nikana. Janganlah sampai gadis ini sampai diganggu siapa pun,apa lagi di depan matanya. Tidak. Itu tak boleh kejadian.
Amarah itu menyembur hebat di kepalanya. Beringas melihat dua ban belakang mobil kempes.Dan pelakunya sekarang ada di hadapannya. Tapi perhatiannya kemudian tersita melihat salah seorang pria itu mengganggu Nika yang masih duduk di mobil.
Riko mendekati Dirgo,yang sedang menggodai Nika.
"Hey bung,maaf ya tolong jangan diganggu gadis itu," nada suara Riko dingin.
Dirgo berbalik menghadap Riko. Mulutnya tertawa lebar."Ho ho, cowok pahlawan ya. Siapa yang gangguin gadismu?"
Dari belakangnya, Riko tak tahu Ramli muncul. "Ada apa Dir," sapa Ramli dengan nada tak senang.
Dirgo tertawa."Tak apa Ram, lae ini mungkin mengira aku mau perkosa pacarnya kali."
Bahasa itu di telinga Riko terasa kasar. Satu hal sudah pasti. Orang-orang ini sedang cari pasal. Riko sudah siap.Â
Ketika Riko berbalik ke arah Ramli d belakangnya, saat itulah Dirgo bergerak mengayun tinjunya ke arah tengkuk Riko. Pukulan itu cukup keras. Riko merasa ada martil menimpa tengkuknya. Terasa sakit. Riko terhuyung hampir jatuh. Ia mendengar Nika menjerit. Jeritan itu membuat rasa sakit itu lenyap.
Riko tegak pasang kuda-kuda mengantisipasi serangan Dirgo berikutnya. Tapi dari belakangnya Ramli sudah menyerang, memukul punggungnya.
"Maaf lae, ini konsekuensinya kamu melanggar perjanjian kita agar jangan lagi ada hubungan dengan anak majikan kami," kata Ramli masih berbasa-basi.