[caption id="attachment_359181" align="aligncenter" width="336" caption="Ini tiang listrik di Gereja HKBP Parbaju, biaya pindahkan 1 meter PLN minta Rp 3,5 juta.(Foto:kompasianer)"][/caption]
1410681168976803348
Dan ini kabel besar tegangan tinggi penyangganya hanya sebatang bambu kecil yang sudah mau roboh. Berbahaya bagi pejalan kaki.(Foto:Kompasianer)
Ini info yang diterima kompasianer ketika pulang ke Tarutung, Minggu (14/9). Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang sering membuat pusing masyarakat luas karena gencarnya pemadaman listrik di sana-sini, rupanya bikin pusing lagi jemaat satu gereja di kota ini.
Parhalado (pengurus) Gereja HKBP Parbaju Desa Hutabarat, Tarutung,Sumatera Utara, kecewa dengan pelayanan PLN Ranting Tarutung, yang seenaknya memasang tarif berlebihan, hanya untuk memindahkan tiang listrik dengan jarak satu meter dari tempat semula. Petugas PLN yang datang ke komplek Gereja HKBP Parbaju menyebut uang pasang Rp 3,5 juta, membuat parhalado terkejut, tak menyangka biaya untuk memindahkan tonggak saja memerlukan biaya sebesar itu.
Tonggak listrik yang minta dipindahkan itu terletak di samping rumah dinas pendeta/guru huria tak jauh dari gereja. Saat ini rumah dinas guru huria itu sedang direnovasi karena kondisinya sudah mulai lapuk. Karena posisi tiang dulunya ditancapkan pihak PLN terlalu dekat ke rumah tersebut, dianggap perlu dipindahkan sekitar satu sampai satu setengah meter saja, karena di situ akan dibangun aula untuk sekolah minggu. Pihak pengurus gereja menghubungi PLN Ranting Tarutung memohon bantuan pemindahan tiang listrik tersebut, karena hal itu merupakan wewenang PLN. Pihak PLN mengatakan supaya dibuat permohonan resmi. Lalu surat permohonan itu pun dibuat huria, isinya minta bantuan/kesediaan PLN melakukan pemindahan tiang.
Karena permohonan itu belum ditindaklanjuti PLN, lalu salah seorang petugas teknis PLN Tarutung dihubungi via telepon, minta bantuan pemindahan dimaksud. Petugas itu mengatakan segera datang ke lokasi gereja. Tak lama kemudian tiga orang mengaku petugas PLN meninjau lokasi. Saat itulah disebutkan biaya pemindahan tiang Rp 3,5 juta. Mendengar jumlah yang diminta tersebut, pengurus huria pun terkejut, dan mengatakan tak bisa menyanggupi biaya sebesar itu. Ketiga petugas itu mengakui, biaya itu sesuai apa yang diperintahkan Pakpahan, kepala bidang lapangan PLN Ranting Tarutung. Karena biaya yang diajukan tak disanggupi pengurus huria, ketiga petugas itupun pergi.
Kalangan pengurus huria mengatakan biaya yang diminta PLN itu terlalu mencekik, apa lagi HKBP Parbaju Sitolu Palas-Palas tergolong gereja dengan jumlah jemaat kecil. Untuk membangun gereja dan rumah dinas pendeta/guru huria itu pun sudah susah payah dikumpulkan dari sana-sini. “Dari mana kami cari uang tiga setengah juta hanya untuk memindahkan tiang listrik jarak satu meter saja, kan itu sudah keterlaluan,” kata St J Hutabarat dan St H Hutabarat, Minggu (14/9) menjelaskan soal pemindahan tonggak listrik itu. Pada hal kata mereka, sebenarnya hal-hal teknis seperti itu adalah tugas PLN. Seharusnya PLN tanggap terhadap setiap permintaan pelanggan terkait pemasangan dan masaah teknis di lapangan. “Kami pun bukannya mau gratis kalau tonggak dicabut, apa yang pantas sebagai biaya jerih payah akan kami berikan,” kata Hutabarat.
Salah seorang anggota jemaat L.Simanjuntak (Ama Reynold) menilai PLN Tarutung tidak mengutamakan pelayanan terhadap pelanggan. “Kalau biaya memindahkan tiang listrik hanya satu meter diminta biaya sebesar itu, jangan-jangan ada niat mau memeras. Apalah susahnya memindahkan tonggak itu, lagi pula hanya jarak dekat. Paling membenahi kabel dan mencabut tonggak. Lagi pula ini rumah gereja, bukan perusahaan atau pribadi,” tandas Simanjuntak menyesalkan sikap petugas PLN yang tak mau kompromi itu.
Tiang listrik tersebut merupakan tonggak penyambung jaringan ke dusun Lumban Barumun Parbaju Tonga. Juga dipertanyakan kenapa PLN hanya memasang bambu sebagai tiang penyangga sambungan ke atas yang jaraknya sekitar 100 meter. Tonggak bambu itu pun kelihatannya sudah miring, dikhawatirkan bakal roboh. Itu berbahaya karena kabel yang dipasang di sana kabel tegangan tinggi yang sangat berbahaya, dan kalau jatuh persis di jalan yang biasa dilintasi penduduk. Diduga masih banyak hal serupa di tempat lain, yang seyogianya PLN membuat tiang besi penyangga kabel tapi yang dibuat hanya tonggak kayu sembarangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!