Mohon tunggu...
Leonardo Tolstoy Simanjuntak
Leonardo Tolstoy Simanjuntak Mohon Tunggu... Wiraswasta - freelancer

Membaca,menyimak,menulis: pewarna hidup.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Karena Kita adalah Burung

23 Januari 2022   15:18 Diperbarui: 23 Januari 2022   16:35 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita telah mulai kebingungan di alam dunia bertabur maju. Mau ke mana tak tentu  mengepak sayap. Terbang ke langit kaki  gemetar hilang berani
Bila ke laut akan disambar hiu yang tak pernah kenyang
Bertengger di hutan  tak lagi nyaman
Rimba tlah lama tak lagi perawan
Deru  mesin  penggundul kayu tak henti mengoyak sepi hingga maghrib
Asap mengepul menyesak nafas oleh belukar terbakar
Buah hutan hangus bertabur hilang rasa
Raja hutan raib entah di mana ke mana
Hidup merdeka tetap dipunya, ke mana suka siapa larang
- kita masih punya merdeka 'nak, kita tak sudi bersangkar emas
- tapi kami takut Bu, rumah kita digundul maling
***
 Elang putih terbang mengambang di bawah langit biru
Rumah di pohon tinggi tlah lama putus ajal
***
Hijau gunungan, hijau daunan perlahan menguning kerontang
Dunia terasa pengap menyempit
Gelombang migrasi antar benua siapa peduli
Hutan terpangkas kapan tumbuhnya
Hidup merdeka tetap dipunya, ke mana sudi tak siapa cegah
- Mari anak-anak kita pindah ke puncak gunung mumpung mesin gergaji belum sampai ke sana
Burung jenaka singgah di tiap senjakala di pohon tak berdaun
Menunggu gulita malam merayap memudar cahya...
Dan hujan turun menabur dingin
Tak apa nak, selagi kita masih punya sayap teruslah terbang , bahkan ke ujung rimba paling jauh dan sunyi...
Karena kita adalah burung yang bebas merdeka, bukan manusia
( lembah sunyi Minggu petang 230122 )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun